Gubernur NTT Melki Laka Lena : Posyandu dan Puskesmas Garda Terdepan Cegah Stunting
![]() |
Pidato perdana Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena saat rapat paripurna DPRD Provinsi NTT, Foto : Ocep Purek |
Demikian disampaikan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dalam pidato perdana dan rapat Paripurna Ke 21 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Pada Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025, Senin (3/3/2025).
" Pada pilar kesehatan, program kami akan memastikan bahwa angka stunting di NTT harus turun secara signifikan. Peran posyandu akan kami dorong menjadi pos komando utama dalam menangani masalah gizi dan pemberantasan stunting. Dengan penguatan peran ini, diharapkan Posyandu mampu menjadi garda terdepan dalam mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Kami harap agar seluruh stakeholders baik organ TP-PKK Pembina Posyandu, Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota, Yayasan, Organisasi baik dalam negeri maupun Internasional, dan tentunya kementerian di pusat untuk dapat saling bergotong royong bergerak bersama untuk inisiatif pemberantasan stunting," ungkap Melki.
Dikatakan Melki, bukan hanya posyandu yang berperan aktif tetapi Puskesmas juga harus berperan lebih aktif dalam mendeteksi kasus stunting sedini mungkin. Dengan sistem monitoring yang lebih baik, risiko jangka panjang akibat stunting dapat ditekan secara signifikan.
Lanjutnya, Pemerintah Provinsi NTT juga berkomitmen penuh untuk mensukseskan program makan bergizi gratis. Program ini bukan sekadar kebijakan sosial, tetapi merupakan investasi jangka panjang bagi generasi penerus bangsa.
" Dengan adanya program ini, kita dapat memastikan bahwa anak-anak, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu, mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk tumbuh kembang yang optimal. Gizi yang baik adalah fondasi utama bagi kesehatan, kecerdasan, dan daya saing generasi masa depan. Anak-anak yang terpenuhi nutrisinya akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat, kemampuan belajar yang lebih baik, serta peluang lebih besar untuk meraih masa depan yang cerah.
Lebih dari itu, program makan bergizi gratis akan diintegrasikan dengan sektor pertanian dan peternakan lokal, sehingga bahan pangan yang digunakan berasal dari produk-produk unggulan NTT sendiri," kata Melki.
Menurut Melki, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh anak-anak, tetapi juga oleh petani peternak, dan pelaku usaha kecil, menciptakan pergerakan ekonomi sirkuler yang berkelanjutan. Program ini bukan hanya tentang makanan di piring, tetapi tentang harapan, kesehatan, dan masa depan NTT.
"Oleh karena itu, mari kita dukung dan kawal bersama, karena masa depan NTT dan Indonesia ada di tangan anak-anak yang kita persiapkan hari ini.Akses terhadap layanan kesehatan adalah hak dasar yang tidak bisa ditawar. Pemerintah akan memastikan bahwa layanan kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil. Oleh karena itu, kepesertaan dalam program BPJS Kesehatan akan terus kami tingkatkan, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang kesulitan mendapatkan pelayanan medis hanya karena keterbatasan biaya," jelasnya.
Selain itu, kami juga menaruh perhatian besar pada tenaga kesehatan. Pelatihan yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan bagi tenaga medis akan terus diperkuat, sehingga mereka dapat memberikan layanan yang berkualitas dan berbasis bukti. Tenaga kesehatan yang sejahtera dan kompeten akan menciptakan sistem kesehatan yang kuat dan merata di seluruh NTT.
Melki menambahkan, saat ini NTT menghadapi tantangan besar, dengan kemiskinan 19,02%, kemiskinan ekstrem 2,82% (BPS 2024), dan stunting 37,9% (SKI 2023). Tingkat Pengangguran Terbuka 3,02% dan angka putus sekolah yang tinggi turut memicu TPPO dan PMI ilegal. Namun disisi lain, NTT memiliki potensi besar di sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan pariwisata. Tugas kita adalah mengoptimalkan potensi ini, guna menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Tentu, tugas besar ini tidak bisa kami jalankan sendiri. Keberhasilan pembangunan NTT bergantung pada kerja sama erat antara eksekutif, legislatif, dan seluruh elemen masyarakat.***
Editor : Ocep Purek