Ketua DPRD NTT Serahkan Pokok-Pokok Pikiran Rakyat ke Gubernur, Soroti Isu Strategis Pembangunan dan Kemanusiaan
Dokumen tersebut diterima langsung oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam forum strategis Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi NTT Tahun 2026 dan Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025–2029 yang digelar di Hotel Aston Kupang, Rabu (14/5/2025).
Penyerahan ini menjadi momentum penting dalam menyusun arah pembangunan daerah yang lebih inklusif, merata, dan berpihak kepada rakyat.
Dalam sambutannya, Emi Nomleni menekankan pentingnya komunikasi intensif antara DPRD dan pemerintah provinsi dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), serta integrasi antara aspirasi publik dan visi-misi kepala daerah.
"Ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Ini adalah forum strategis untuk memastikan perencanaan pembangunan benar-benar menjawab kebutuhan rakyat. Pokok-pokok pikiran ini bukan daftar permintaan, tetapi catatan kebutuhan nyata masyarakat yang kami serap dari kunjungan kerja dan fungsi pengawasan DPRD," tegas Emi.
Dokumen yang diserahkan mencakup sejumlah isu strategis, antara lain:
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
2. Penguatan infrastruktur dan konektivitas wilayah.
3. Pengembangan ekonomi kerakyatan dan ketahanan pangan.
4. Pengentasan kemiskinan dan perlindungan sosial.
5. Ketahanan terhadap perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan.
6. Reformasi tata kelola pemerintahan.
Ia berharap masukan tersebut dapat diakomodasi secara proporsional dalam perencanaan pembangunan daerah, baik dalam RKPD 2026 maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025–2029.
Lebih jauh, Emi juga menyinggung pentingnya refleksi terhadap efektivitas perencanaan selama ini.
“Kita sudah tahu wilayah-wilayah kantong kemiskinan, kondisi infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan air bersih. Kita juga tahu keterbatasan anggaran. Tapi pertanyaannya: apa yang belum kita lakukan? Apakah kita juga belum cukup tahu kekuatan kita sendiri?” ujarnya.
Ia mengajak semua pemangku kepentingan untuk memperkuat kolaborasi dan mempertebal komitmen melayani rakyat.
“Kita butuh tangan yang terus menggenggam satu sama lain, dan hati yang semakin kuat untuk melayani," ajaknya.
Menutup sambutannya, Emi juga menyoroti isu kemanusiaan yang saat ini mengemuka di NTT, termasuk tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak serta perdagangan orang (TPPO).
“Kami mencatat bahwa saat ini NTT mungkin tengah menghadapi darurat kekerasan seksual. Ini harus menjadi tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Emi juga menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Waisak kepada seluruh umat Buddha di Indonesia dan dunia. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat menjadikan Waisak sebagai momentum untuk menyucikan pikiran, memperbaiki perilaku, dan menumbuhkan kebajikan dalam kehidupan yang harmonis dan damai.
“Semoga cahaya kebijaksanaan Sang Buddha senantiasa menerangi jalan kehidupan kita semua,” tutup Emi Nomleni dalam pidatonya yang mendapat apresiasi dari para peserta Musrenbang.
Editor: Ocep Purek