News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

NTT dalam Ancaman Krisis Iklim, Gubernur Melki Serukan Aksi Nyata dan Kolaborasi

NTT dalam Ancaman Krisis Iklim, Gubernur Melki Serukan Aksi Nyata dan Kolaborasi

Sambutan Gubernur NTT, Melki Laka Lena dalam acara Workshop bertema “Mendorong Kebijakan Adaptasi Perubahan Iklim yang Berkeadilan di Provinsi NTT” yang berlangsung di Hotel Harper, Kupang, Senin (19/5/2025). Foto : Ocep Purek 
Kupang,NTTPRIDE.COM -Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi NTT dalam menghadapi dampak perubahan iklim melalui kebijakan adaptasi yang inklusif dan berkeadilan. 

Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya pada kegiatan Workshop bertema “Mendorong Kebijakan Adaptasi Perubahan Iklim yang Berkeadilan di Provinsi NTT” yang berlangsung di Hotel Harper, Kupang, Senin (19/5/2025).

Acara yang diinisiasi oleh Voices For Just Climate Action (VCA) Indonesia bersama Bapperida Provinsi NTT ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, antara lain Perwakilan dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, pimpinan DPRD dan Forkopimda Provinsi NTT, para kepala Bappeda/Bapperida kabupaten/kota, lembaga mitra pembangunan, serta organisasi masyarakat sipil.

Atas nama Pemerintah Provinsi NTT, saya menyampaikan apresiasi kepada VCA dan Bapperida yang telah menginisiasi kegiatan ini untuk mendorong peningkatan pemahaman sekaligus aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di NTT,” ujar Gubernur Melki.

Ia menyoroti bahwa perubahan iklim saat ini bukan sekadar isu global, melainkan telah menjadi tantangan nyata di tingkat lokal. Musim yang semakin tidak menentu, kekeringan berkepanjangan, curah hujan ekstrem, serta meningkatnya frekuensi bencana seperti banjir, longsor, dan kebakaran hutan merupakan dampak langsung yang dirasakan masyarakat NTT.

Mengutip data RKPJN 2025–2045, Gubernur Melki menyebut potensi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim pada periode 2020–2021 mencapai Rp 544 triliun. 

Jika tidak ada aksi konkret dalam kebijakan dan strategi adaptasi serta mitigasi, kerugian ini akan terus meningkat,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari misi Pemerintah Provinsi NTT lima tahun ke depan. 

Keberlanjutan bukan hanya soal infrastruktur, tetapi tentang membangun ekosistem yang terintegrasi dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” kata Gubernur.

Salah satu tantangan utama pembangunan di NTT, menurutnya, adalah keterbatasan sumber daya air, terutama saat musim kemarau.

 Karena itu, ia mendorong upaya optimalisasi bendungan, embung, pemanfaatan teknologi pengangkatan air, serta reboisasi daerah tangkapan air sebagai strategi adaptasi yang berbasis ekosistem.

Kami berkomitmen memanfaatkan sumber daya alam bukan tambang dan sedang menyusun Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim (RAD API) Provinsi NTT 2025–2045 dengan melibatkan berbagai pihak,” ungkapnya.

Gubernur Melki juga menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi perubahan iklim. Ia mengajak sektor swasta, masyarakat sipil, akademisi, dan mitra internasional untuk bersinergi dalam memperkuat ketangguhan iklim di NTT.

Saya berharap diskusi hari ini menghasilkan rekomendasi teknis yang dapat kami tindak lanjuti dalam kebijakan dan program adaptasi berbasis komunitas serta kearifan lokal,” pungkasnya.

Mengakhiri sambutannya, Gubernur Melki Laka Lena menyerukan semangat kolaborasi demi mewujudkan visi NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera, dan Berkelanjutan.

 “Ayo kita wujudkan masyarakat NTT yang tangguh menghadapi perubahan iklim, ayo bangun NTT,” tutupnya.


Editor : Ocep Purek 



Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.