Reformasi Bank NTT Dimulai, Gubernur Melki: Profesional Lebih Penting dari Titipan
![]() |
Sambutan Gubernur NTT, Melki Laka Lena dalam acara dialog bersama DPRD NTT bertajuk Baomong Santai di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Senin (19/5/2025). Foto : Ocep Purek |
Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Melki Laka Lena dalam acara dialog bersama DPRD NTT bertajuk Baomong Santai di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Senin (19/5/2025).
"Ini mungkin evaluasi terlama sepanjang sejarah Bank NTT, total 13 jam. Dua jam saya dan Pak Wagub ikut langsung, selebihnya 11 jam penuh untuk mendengar seluruh proses dan persoalan yang ada," ujar Gubernur Melki.
Menurutnya, evaluasi dilakukan secara terbuka bersama pimpinan daerah dan pihak-pihak terkait untuk menggali persoalan mendasar dan mencari solusi konkret demi membenahi bank kebanggaan daerah tersebut.
Melki menegaskan, dirinya tidak akan mentolerir titipan politik dalam penempatan jabatan strategis di Bank NTT jika tidak disertai dengan integritas dan kemampuan kerja.
Ia menyatakan terbuka terhadap masukan, bahkan dari tokoh nasional yang ikut memberi perhatian terhadap kondisi bank ini.
"Titipan boleh, siapa pun. Tapi orang itu harus punya kapasitas, integritas, dan tidak punya rekam jejak korupsi atau kekerasan seksual. Kalau tidak, nanti kita sendiri yang korbankan masa depan anak-anak kita," tegas Melki.
Ia mengungkapkan, sejumlah tokoh nasional bahkan ikut menyampaikan masukan terkait reformasi Bank NTT, termasuk usulan agar jabatan kunci diisi sementara oleh profesional dari luar daerah sebelum diserahkan kepada anak-anak muda NTT yang layak dan siap.
"Ada yang menyarankan, taruh orang luar yang profesional dulu satu-dua tahun untuk bersihkan, baru siapkan kader dari dalam. Saya setuju. Ini bank milik kita bersama, dan harus diselamatkan secara serius," katanya.
Gubernur juga menyampaikan rencana untuk mendesain ulang arah bisnis Bank NTT agar lebih sesuai dengan tantangan zaman dan kebutuhan pembangunan daerah.
"Kita akan bicara tentang desain besar Bank NTT ke depan. Tujuh orang dari internal akan dipanggil, diminta presentasi, kita kasih masukan, lalu kita nilai bersama. Ini bukan soal personal, tapi soal tanggung jawab publik," ungkapnya.
Melki juga mengingatkan bahwa Bank NTT harus menjadi instrumen pembangunan, bukan arena konflik kepentingan atau tempat parkir kekuasaan.
"Bank ini harus kerja, bukan cuma bertahan. Harus bisa menopang pembangunan daerah. Kita tidak bisa terus dibebani oleh struktur yang tidak sehat," ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Gubernur Melki kembali menekankan pentingnya partisipasi publik dan kritik yang konstruktif terhadap pemerintah.
"Kalau kami benar, tolong dukung. Tapi kalau kami keliru, silakan kritik. Asalkan berdasarkan data dan ada solusi. Kami siap mendengar dan memperbaiki," pungkasnya.
Editor : Ocep Purek