News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Golkar Academy IV Bahas Tekanan Fiskal NTT, Melki Laka Lena Tegaskan Disiplin Legislator

Golkar Academy IV Bahas Tekanan Fiskal NTT, Melki Laka Lena Tegaskan Disiplin Legislator

Arahan ketua DPD 1 Partai Golkar NTT Melki Laka Lena dalam acara Golkar Academy Angkatan IV. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTPride.com - Di tengah tekanan ekonomi daerah dan perubahan arah kebijakan fiskal nasional, Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan pentingnya peran legislator Golkar untuk hadir, bekerja, dan menjaga integritas. 

Pesan itu disampaikan saat membuka Golkar Academy Angkatan IV di Hotel Said Timore, Kupang, Jumat (21/11/2025).

Kegiatan Golkar Academy IV digelar dengan tagline “Suara Rakyat, Suara Golkar” dan dihadiri Dewan Pembina Partai Golkar NTT, Sekretaris DPD I Golkar NTT Welhelmintje S. L. Sinlaeloe, ketua DPD II kabupaten/kota se-NTT, anggota fraksi DPRD provinsi, serta DPRD kabupaten/kota.

Melki Laka Lena menegaskan Golkar Academy bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi ruang memperkuat kemampuan legislator dalam menjawab tantangan nyata ekonomi dan tata kelola fiskal di NTT.

Dalam arahannya, Melki mengingatkan soal kedisiplinan kader dan pentingnya memberi contoh,

“Jangan sampai kita tidak hadir dan mempengaruhi pelayanan publik. Kalau sudah berada di jabatan publik, jangan pakai kewenangan untuk menegur seenaknya,” tegasnya.

Ia menyebut telah mengecek berbagai isu terkait DPRD dan memastikan tidak ada kebijakan yang dijalankan tanpa mekanisme resmi partai.

Melki memberikan analisis politik-fiskal terbaru kepada para peserta. Ia menyebutkan adanya perubahan model pengelolaan keuangan negara pada era Presiden Prabowo Subianto:

Pengelolaan keuangan akan kembali lebih tersentralisasi ruang fiskal daerah semakin terbatas transfer anggaran pusat ke daerah lebih banyak melalui program pusat seperti sekolah rakyat, MBG, atau melalui skema Inpres. Golkar mendorong inovasi seperti obligasi daerah, yang kini mulai dipertimbangkan pemerintah pusat.

Menurut Melki, seluruh kader perlu memahami dinamika ini agar tidak salah membaca arah kebijakan.

Melki menyoroti pentingnya penggunaan anggaran yang tepat sasaran. Ia memberi contoh keberhasilan Bupati Sumba Tengah,

“Anggarannya paling kecil, hanya 3,7 triliun, tetapi penurunan kemiskinannya terbaik karena fokus pada program bedah rumah," ungkapnya.

Golkar NTT, menurutnya, mendorong pola serupa di seluruh kabupaten/kota fokus pada intervensi rumah layak huni, pertanian, peternakan, dan industri kecil agar kemiskinan turun lebih cepat.

Melki juga menyinggung pembenahan internal Bank NTT, Ia menegaskan tidak pernah meminta kepentingan pribadi dari Bank NTT karena Bank NTT harus menjadi “jantung ekonomi NTT”. Untuk itu, Pembenahan direksi dan peningkatan kredit UMKM menjadi fokus utama.

Menurutnya, lebih aman dan produktif menjaga Bank NTT tetap sehat daripada “bermain-main” dengan APBD yang rawan pelanggaran.

Golkar NTT juga akan menyusun buku khusus berjudul “Jejak Karya Presiden Soeharto di NTT”, karena banyak pembangunan peninggalan Orde Baru di NTT seperti bendungan Tolong, stadion Oepoi, jalan, SD Inpres, puskesmas yang masih menjadi fondasi pelayanan publik hingga kini.

Melki juga mengingatkan kondisi Kabupaten Ende yang dinilai “paling tragis” karena hingga kini belum ada pembahasan anggaran:

Jika tidak ada pembahasan antara DPRD dan bupati, maka enam bulan mereka tidak bisa bergerak. Dua anggota kita bisa sangat dirugikan," jelasnya.

Melki Laka Lena secara resmi membuka Golkar Academy IV dengan lima ketukan palu, menandai dimulainya rangkaian pelatihan bagi kader Golkar NTT.

Sementara itu, Sekretaris DPD I Golkar NTT, Welhelmintje S. L. Sinlaeloe, menjelaskan bahwa kegiatan ini diikuti 80 anggota fraksi Golkar kabupaten/kota, 9 anggota fraksi DPRD Provinsi NTT, Ketua DPD II se-NTT, Sejumlah anggota non-fraksi.

Program pelatihan meliputi Pemahaman isu fiskal dan kondisi ekonomi NTT, Analisis program nasional seperti MBG, Komunikasi politik dan komunikasi daerah, Peran media dalam publikasi kerja politik, Materi isu sosial, terutama kekerasan perempuan dan anak

Welhelmintje menekankan pentingnya sensitivitas sosial “Kasus kekerasan perempuan dan anak masih tinggi di NTT. Kami menghadirkan narasumber perempuan agar kader lebih sensitif terhadap isu-isu sosial di lapangan.”


Editor: Ocep Purek 


TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.

Next
This is the most recent post.
Previous
Posting Lama