Tour de EnTeTe 2025 Siap Digelar: 10 Etape Menantang di 3 Pulau, 16 Tim Kontinental Siap Berlaga
Kupang,NTTPride.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bersiap mengukir sejarah dengan menggelar Tour de Entete 2025, ajang balap sepeda internasional pertama yang sepenuhnya diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi NTT.
Event bergengsi ini akan berlangsung pada 8–21 September 2025, melibatkan 10 etape lintas tiga pulau besar (Timor, Sumba, Flores), serta diikuti 16 tim kontinental dari 13 negara, termasuk Filipina, Prancis, dan Iran.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menegaskan, Tour de Entete bukan sekadar lomba olahraga, melainkan momentum strategis memperkenalkan NTT ke dunia melalui sport tourism.
“Ini adalah event internasional pertama yang benar-benar dibuat oleh Pemda NTT, bukan dipindahkan dari Jakarta atau kementerian. Kami ingin menunjukkan bahwa NTT bisa menghadirkan event kelas dunia, yang menggerakkan ekonomi lewat pesta rakyat, UMKM, budaya, dan pariwisata,” kata Gubernur Melki dalam jumpa pers di Lobby Lt. 1 Kantor Gubernur NTT, Jumat (5/9/2025).
Melki mengungkap, ide penyelenggaraan Tour de Entete lahir saat dirinya bertemu dengan 22 kementerian dan 3 lembaga negara usai pembinaan di Magelang. Saat berdiskusi di Kementerian Pariwisata, muncul gagasan bahwa NTT perlu memiliki event pariwisata besar yang mendunia.
Dari berbagai opsi, Pemprov NTT akhirnya menggandeng Jelajah Sport yang dinilai berpengalaman menyelenggarakan event balap sepeda nasional.
“Sejauh ini persiapan sangat baik. Sudah ada 13 negara yang akan terlibat, dan tim Filipina sudah mulai berlatih di NTT. Mulai Minggu besok, tim dari Prancis dan Iran juga akan masuk. Ini sejarah baru bagi kita semua,” jelas Gubernur Melki.
Tour de Entete 2025 akan dilaksanakan dalam 10 etape dengan skema transportasi darat, laut, dan udara. Berikut gambaran rutenya:
Pulau Timor: Start dari Atambua menuju Soe, dilanjutkan ke Kupang. Kupang–Sumba: Dari Kupang, pembalap diangkut menggunakan kapal Dharma Rucitra menuju Waingapu (Sumba Timur). Dari sana, etape berlanjut ke Tambolaka (Sumba Barat Daya). Sumba–Flores: Dari Tambolaka, pembalap diterbangkan ke Flores Timur, lalu melintasi Larantuka–Maumere, hingga finis spektakuler di Labuan Bajo pada 21 September 2025.
Setiap kabupaten/kota yang dilalui rute akan menggelar pesta rakyat, atraksi budaya, dan bazar UMKM. Kabupaten yang tidak masuk jalur, seperti Malaka, Rote, Sabu, Alor, dan Lembata, tetap mendapat panggung melalui pertunjukan budaya di Kupang.
“Tidak boleh ada daerah yang tertinggal. Semua kabupaten/kota dilibatkan, baik lewat etape, pesta rakyat, maupun pertunjukan budaya. Ini bukan hanya lomba sepeda, tapi juga festival ekonomi dan budaya masyarakat NTT,” tegas Melki.
Gubernur Melki berharap Tour de Entete menjadi tonggak lahirnya agenda internasional baru di NTT.
“Kalau tahun pertama ini sukses, tahun depan pasti lebih baik. Tour de Entete akan jadi ikon sport tourism NTT, sekaligus bukti bahwa kita adalah kunci menuju Asia Pasifik. Anak-anak muda NTT juga belajar banyak dari event ini, sehingga kita bisa lebih siap di masa depan,” tutupnya optimistis.
Tour de Entete mendapat dukungan dari sejumlah sponsor utama, di antaranya Bank NTT, PLN, Bank Mandiri, BNI, Freeport, dan Pertamina. Aparat kepolisian juga telah menyiapkan pengamanan ketat di semua jalur.
Selain itu, panitia menyiapkan alternatif rute dan transportasi jika terjadi bencana alam atau kondisi darurat.
CEO Jelajah Sport, Jannes Eudes Wawa, menegaskan meskipun Tour de Entete belum masuk kalender resmi UCI (Union Cycliste Internationale), event ini berhasil menarik perhatian karena panorama eksotis NTT.
“Kami mendapatkan 16 tim kontinental. Para pembalap datang bukan karena poin, tetapi karena ingin menjajal rute spektakuler NTT. Panorama menjadi daya tarik utama. Tour ini milik seluruh rakyat NTT, bukan milik pemerintah saja. Tahun depan, dengan dukungan semua pihak, event ini akan lebih besar dan resmi masuk kalender UCI,” jelas Jannes.
Kepala Pelatih Tim Nasional Balap Sepeda Indonesia, Dadang Haries Poernomo, menyebut Tour de Entete sebagai event paling spektakuler di Indonesia karena mencakup tiga pulau besar.
Ia menekankan, ajang ini akan menjadi pemanasan bagi atlet timnas menghadapi SEA Games 2025 di Thailand.
“Tour ini terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Ada lima jersey bergengsi yang diperebutkan: yellow jersey (general classification), polkadot (juara tanjakan), green jersey (sprinter terbaik), white jersey (pembalap muda terbaik), dan red & white jersey khusus pembalap Indonesia terbaik. Event ini juga jadi persiapan timnas menuju SEA Games,” jelas Dadang.
Editor: Ocep Purek