Gubernur Melki Laka Lena Luncurkan Sekolah Keberagaman, Wujudkan Pendidikan Aman dan Inklusif di NTT
Peluncuran program ini menandai komitmen kuat pemerintah daerah untuk membangun pendidikan yang inklusif, toleran, dan bebas dari kekerasan di lingkungan sekolah.
Acara yang dihadiri oleh ratusan siswa-siswi SMAN 1 Kupang dan SMAK Giovani Kupang, kepala sekolah, para guru, tokoh agama, serta komunitas masyarakat ini berlangsung penuh semangat.
Gubernur Melki dalam sambutannya menekankan pentingnya menjadikan sekolah sebagai ruang tumbuh bersama yang aman dan harmonis bagi seluruh peserta didik.
“Sekolah adalah miniatur masyarakat. Di sanalah berbagai latar belakang berkumpul dan berproses. Maka sekolah harus menjadi tempat yang menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai keberagaman,” ujar Gubernur.
Melki juga menegaskan bahwa program ini sejalan dengan semangat luhur Pancasila, yang menurutnya merupakan sumbangsih terbesar masyarakat NTT kepada Republik Indonesia. Ia mengingatkan bahwa ideologi Pancasila dirumuskan oleh Bung Karno saat berada di Ende, NTT, pada masa pengasingannya.
“Kita harus bangga. Pancasila lahir di bumi NTT. Dan hari ini, tugas kita adalah menjadi garda terdepan dalam menerapkannya, terutama di sekolah-sekolah,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur juga menyoroti persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak, khususnya di lingkungan pendidikan. Ia menekankan bahwa sekolah harus menjadi zona bebas kekerasan, termasuk kekerasan seksual, dan meminta seluruh kepala sekolah serta guru untuk menjadikan isu ini sebagai perhatian utama.
“Saya tegaskan, kekerasan seksual di sekolah harus dihapuskan. Tidak ada tempat untuk itu di dunia pendidikan kita,” kata Melki, sekaligus mengajak tokoh agama, masyarakat, dan seluruh elemen pendidik untuk bersama-sama menjaga anak-anak NTT.
Data indeks kerukunan umat beragama di NTT yang mencapai angka 84,25 melampaui angka nasional menurutnya merupakan bukti kerja keras semua pihak dalam menjaga semangat toleransi. Namun, ia mengingatkan agar capaian ini tidak membuat lengah.
Program Sekolah Keberagaman juga mendorong penguatan nilai-nilai kebhinekaan dalam kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler, serta mendorong lahirnya peacemakers atau duta keberagaman di lingkungan SMA.
Gubernur berharap siswa-siswi dapat berpikir kritis, terbuka terhadap perbedaan, dan mampu menjadi agen perubahan dalam masyarakat.
Lebih jauh, Gubernur menekankan pentingnya membekali peserta didik dengan nilai-nilai kebhinekaan dan kemanusiaan, agar mampu menjadi warga negara yang bijak dan menghargai perbedaan. Menurutnya, sekolah harus menjadi ruang aman dan inklusif yang mendukung tumbuh kembang karakter siswa.
Gubernur Melki Laka Lena juga memberikan apresiasi khusus kepada komunitas KOMPAK yang turut memprakarsai lahirnya gerakan ini bersama para tokoh agama lintas iman dan aktivis pendidikan.
“Sekolah Keberagaman ini adalah langkah besar untuk membuat NTT lebih damai, lebih cerdas, dan lebih sejahtera,” ujarnya.
Ia menutup sambutan dengan kutipan inspiratif dari Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia.”
Editor : Ocep Purek