Gubernur Melki Laka Lena Pimpin Penandatanganan MoU Lintas Sektor untuk Perangi Stunting di NTT
Turut hadir dalam acara tersebut Forkompinda NTT, Asisten dan pimpinan perangkat daerah Wakil bupati Kupang , Asisten setda, Pimpinan Perguruan Tinggi, BUMN , PLT Sekda Kota Kupang, Staf Ahli TP PKK, Ibu Vera Asadoma, Ketua sidone gemit, Ketua MUI, Dirut rumah sakit Ben Boy, Kepala rumah sakit Wirasakti , Danrem 161, Plt. Kanwil HAM, Katanwil Hukum
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menyatakan bahwa penandatanganan MoU ini merupakan langkah penting dalam memperkuat komitmen lintas sektor untuk percepatan pembangunan kesehatan dan penanganan stunting di NTT.
“Stunting adalah masalah serius yang tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak, tetapi juga merampas potensi kecerdasannya, daya tahan tubuhnya, bahkan masa depannya. Di balik angka stunting, ada anak-anak NTT yang kehilangan kesempatan tumbuh secara optimal,” tegas Gubernur Melki.
Ia menambahkan, tingginya angka stunting di NTT menunjukkan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, mulai dari gizi buruk, keterbatasan layanan kesehatan, hingga minimnya pemahaman tentang pola asuh dan makan yang sehat.
Oleh karena itu, menurutnya, penanganan stunting harus dilakukan secara kolaboratif, melibatkan berbagai sektor dan profesi.
Gubernur Melki pun mengajak seluruh pihak untuk bergerak bersama melalui tiga pilar utama:
Peningkatan Pelayanan Kesehatan, dengan penguatan layanan primer seperti puskesmas dan posyandu, serta perluasan edukasi gizi hingga pelosok desa. Organisasi profesi kesehatan diminta untuk terlibat langsung mendampingi masyarakat.
Percepatan Pembangunan Kesehatan, di mana institusi pendidikan kesehatan diharapkan tidak hanya menghasilkan tenaga medis, tetapi juga menjadi agen perubahan melalui riset, KKN tematik, dan pengabdian masyarakat.
Promosi Kesehatan dan Perubahan Perilaku, dengan melibatkan lembaga keagamaan dalam menyampaikan pesan hidup sehat melalui khotbah, ceramah, dan pengajaran spiritual yang membekas di masyarakat.
Gubernur menegaskan bahwa penandatanganan MoU ini bukan sekadar seremoni administratif, melainkan bentuk komitmen bersama yang harus ditindaklanjuti secara konkret.
“Jangan biarkan penandatanganan ini berhenti di atas kertas. Bentuk tim kerja lintas institusi, fokuskan intervensi pada desa-desa dengan prevalensi stunting tinggi, dan libatkan masyarakat sebagai subjek perubahan,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Gubernur Melki menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Saya percaya, dengan niat baik, semangat kolaborasi, dan kerja keras yang tulus, kita bisa menjadikan NTT sebagai provinsi yang berhasil menurunkan stunting secara signifikan dan menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pembangunan kesehatan yang menitikberatkan pada pelayanan dasar, kolaborasi lintas sektor, serta penguatan promosi kesehatan.
Ia juga menyoroti masih tingginya beban penyakit tuberkulosis (TB) di NTT, serta rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup sehat. Hal ini, menurutnya, membutuhkan promosi kesehatan yang lebih masif dan terintegrasi.
“Untuk menjawab tantangan ini, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi erat antara berbagai pihak, baik dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, fasilitas kesehatan, lembaga agama, organisasi profesi, LSM, akademisi, sektor swasta, maupun komunitas,” jelasnya.
MoU ini ditandatangani oleh Pemerintah Provinsi NTT bersama 8 lembaga keagamaan, 21 organisasi profesi di bidang kesehatan, dan 5 institusi pendidikan kesehatan. Kesepakatan tersebut menjadi landasan formal kerja sama lintas sektor dalam upaya menurunkan angka stunting, kematian ibu dan anak, pemberantasan TB, serta edukasi kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Kegiatan ini dihadiri lebih dari 350 peserta, terdiri dari pimpinan daerah Kota dan Kabupaten Kupang, Forkopimda, pimpinan perangkat daerah Provinsi NTT, lembaga vertikal, rumah sakit pemerintah dan swasta, TNI/Polri, media massa, serta jajaran Dinas Kesehatan Provinsi NTT.
“Kerja sama strategis ini diharapkan menjadi tonggak awal terbentuknya gerakan bersama menuju NTT yang lebih sehat, tangguh, dan bebas stunting, sejalan dengan semangat Dasa Cita,” tutupnya.
Editor : Ocep Purek