Dari Jagung Titi ke Gitar Malam: Persahabatan Gubernur Melki dan Menteri Wihaji Menyulam Kerja Nyata untuk NTT
Acara ramah tamah yang berlangsung Selasa malam itu bukan sekadar jamuan makan malam. Ia menjadi ruang pertemuan rasa: ungkapan syukur, cerita perjalanan, canda tawa, serta komitmen membangun NTT yang lebih baik bersama.
Hadir dalam acara tersebut Anggota DPR RI Ahmad Yohan, Staf Ahli Gubernur, pimpinan perangkat daerah lingkup Pemprov NTT, Kepala LLDIKTI Wilayah XV, para akademisi, dan mitra pembangunan dari berbagai sektor.
Persahabatan yang Menyulam Kerja Nyata
Dalam sambutannya, Gubernur Melki mengungkapkan rasa terima kasih atas kunjungan Menteri Wihaji ke NTT, meski perjalanan mereka ke Lembata harus dibatalkan mendadak karena aktivitas vulkanik.
“Rencana awalnya kami hendak ke Lembata lewat jalur udara, tapi harus batal karena gunung Ile Lewotolok sedang ‘bernafas’. Kami putuskan untuk tetap lanjut lewat laut via Larantuka, sudah sewa kapal. Tapi pesawat mutar tiga kali, nggak bisa mendarat. Akhirnya kami balik ke Kupang. Mungkin ini tanda Tuhan, supaya malam ini kita bisa duduk tenang, mendengar pesan dari sahabat saya, Pak Menteri,” ujar Melki, yang disambut senyum dan tepuk tangan hadirin.
Gubernur Melki juga menyampaikan pentingnya kolaborasi pusat dan daerah dalam isu-isu besar NTT, seperti penanganan stunting, akses air bersih, dan pemberdayaan keluarga. Ia menyebutkan bahwa program-program dari BKKBN bukan sekadar statistik, tetapi menyentuh kehidupan nyata masyarakat.
Wihaji: “NTT Ini Sudah Seperti Rumah”
Menteri Wihaji tampil bersahaja dan hangat. Dengan gaya bertutur yang ringan namun bermakna, ia membuka kisah tentang persahabatannya yang sudah lebih dari dua dekade dengan Gubernur Melki.
“Pak Gubernur ini sahabat saya sejak 25 tahun lalu. Dulu waktu kuliah, kalau saya kelaparan, ya saya ke kosnya, minta makan,” katanya disambut gelak tawa.
Ia juga mengenang pertemanannya dengan Ahmad Yohan yang kini menjabat Wakil Ketua Komisi IV DPR RI.
“Di Jogja kami satu kos, satu perjuangan. Dulu sering makan jagung titi bareng. NTT ini bukan daerah asing buat saya, ini rumah,” ungkapnya.
Wihaji menegaskan komitmennya untuk terus mendorong program strategis BKKBN di NTT, khususnya percepatan penanganan stunting, peningkatan akses air bersih, serta dukungan pendidikan dan teknologi tepat guna melalui kemitraan dengan BUMN, BUMD, dan perguruan tinggi.
“Kita tidak datang hanya dengan konsep, tapi dengan aksi nyata. Saya ingin semua yang datang ke NTT bawa dampak. Kalau dari universitas, jangan hanya seminar, tapi bawa teknologi untuk petani, nelayan, peternak, bahkan peternak kuda,” katanya.
Musik, Gitar, dan Semangat yang Tak Pernah Padam
Ramah tamah itu tak hanya berisi pidato. Gubernur Melki yang baru saja kembali dari Eropa membagikan pengalaman spiritual dan budaya yang ia bawa, sambil memetik gitar dan menyanyikan lagu bersama para tamu undangan.
“Saya dan Pak Menteri ini sama, suka musik. Malam ini, selain mendengar arah kebijakan, kita juga akan mendengarkan lagu. Karena membangun bangsa juga butuh harmoni,” ujar Melki.
Menutup acara, Menteri Wihaji berpesan,
“Saya akan kembali lagi ke NTT. Kita akan lanjutkan kerja bersama. Saya percaya, doa dan niat baik akan membuat segalanya jadi mungkin. Kita bangun NTT, kita bangun Indonesia,” pesannya.
Editor: Ocep Purek