Dari Mimbar ke Pasar: Gubernur Melki, Gereja Gerakkan Ekonomi Umat Lewat GG Mart
![]() |
Pelepasan burung merpati sebagai simbol peresmian GG Mart oleh Gubernur NTT Melki Laka Lena, Ketua Sinode GMIT dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Foto: Ocep Purek |
Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) dengan Bank Indonesia dan didedikasikan untuk memberdayakan ekonomi jemaat melalui sektor UMKM lokal.
Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama, Kepala Kantor Wilayah Hukum dan HAM, pimpinan instansi vertikal, Badan POM NTT, serta para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi NTT.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki mengapresiasi langkah GMIT yang secara konsisten memperkuat ketahanan ekonomi umat lewat gerakan nyata.
"Saya belum pernah menemukan lembaga agama yang dengan sadar, serius, dan terstruktur menyiapkan program ekonomi seperti ini. Gereja telah membaca tanda-tanda zaman dengan sangat jeli," ungkap Gubernur Melki.
Ia menegaskan, di tengah dinamika global yang tidak menentu, peran UMKM menjadi sangat strategis.
"UMKM adalah penjaga setia ekonomi nasional. Di NTT, mereka menyerap 97 persen tenaga kerja. Maka, langkah GMIT ini bukan sekadar kegiatan ekonomi, ini adalah bentuk nyata kepedulian terhadap masa depan rakyat,” ujarnya disambut tepuk tangan hadirin.
Gubernur Melki juga berbagi cerita inspiratif tentang potensi lokal yang sering kali luput dari perhatian masyarakat sendiri, tetapi justru diangkat oleh pihak luar.
Ia mencontohkan produk madu hutan dari batas TTU–TTS yang kini dijual di hotel-hotel bintang lima Jakarta oleh pengusaha besar, atau air mineral lokal yang kini mulai digunakan oleh jaringan hotel ternama di Kupang.
"Kita harus menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Produk kita jangan hanya jadi penonton di rak-rak modern. GG Mart ini menjadi jendela untuk memperkenalkan kekayaan lokal NTT ke pasar yang lebih luas,” kata Gubernur Melki penuh semangat.
Ia juga menyinggung pentingnya sertifikasi halal dan penguatan standardisasi produk agar UMKM NTT bisa menembus pasar nasional dan internasional. Menurutnya, sertifikasi bukan hanya soal agama, tapi soal strategi ekonomi.
Dalam kesempatan itu, Gubernur turut mengusulkan agar kehadiran GG Mart bisa menjadi model kolaborasi antar-lembaga agama.
Ia mengapresiasi rencana kerja sama GMIT dengan Gereja Kristen Sumba (GKS) dan Keuskupan Ende.
"Ini langkah maju. Satu gereja satu produk. Persoalan kita bukan karena tidak punya barang, tapi apakah kita mau mengangkatnya. GG Mart menjadi awal dari gerakan kemandirian ekonomi umat yang berkelanjutan,” ujarnya.
Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan pelepasan burung merpati sebagai simbol damai dan harapan, penandatanganan prasasti oleh Gubernur, Ketua Majelis Sinode GMIT dan Kepala BI, penandatanganan MoU antara GG Mart, Bulog dan UMKM, serta pengguntingan pita sebagai tanda resmi beroperasinya GG Mart. Para undangan juga menerima parcel produk lokal sebagai bentuk apresiasi.
Dalam penutupnya, Gubernur Melki menyampaikan harapan agar GG Mart tidak hanya menjadi toko pangan biasa, melainkan pusat penggerak ekonomi berbasis iman, komunitas, dan nilai kemandirian.
“Mari kita buktikan bahwa gereja bukan hanya tempat ibadah, tapi juga rumah yang menumbuhkan harapan dan kesejahteraan bagi umat,” pungkasnya.
Editor: Ocep Purek