News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Gubernur Melki Laka Lena Targetkan PAD NTT Tembus Rp 2,8 Triliun: Saatnya Terbang Seperti Elang

Gubernur Melki Laka Lena Targetkan PAD NTT Tembus Rp 2,8 Triliun: Saatnya Terbang Seperti Elang

Gubernur NTT, Melki Laka Lena pimpinan langsung rapat optimalisas PAD Provinsi NTT di aula rumah Jabatan Gubernur. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTPRIDE.com — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena memimpin rapat penting terkait Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Senin (9/6/2025). 

Rapat yang berlangsung selama hampir lima jam ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah NTT, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perwakilan Bank NTT, serta sejumlah pimpinan lembaga vertikal.

Dalam arahannya, Gubernur Melki menegaskan bahwa target PAD NTT tahun ini ditetapkan sebesar Rp 2,8 triliun, meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,4 triliun. 

Ia menekankan bahwa pencapaian target ini harus menjadi komitmen bersama, tidak hanya oleh OPD, tetapi juga melibatkan instansi vertikal dan mitra strategis lainnya.

Kita harus total semua komponen harus bergerak. Jangan lagi pakai cara lama. Ini waktunya kita bangkit, bekerja luar biasa, dan memastikan target Rp 2,8 triliun itu tercapai. Kalau tidak, kita tak akan bisa membangun sesuai kebutuhan,” tegas Gubernur Melki.

Gubernur Melki menyebutkan ada 25 instansi yang bertanggung jawab dalam upaya menggali potensi PAD, termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Kesehatan, Dinas PUPR, Dinas Sosial, hingga Dinas Perikanan dan Kelautan. 

Ia juga menyoroti pentingnya mengoptimalkan pengelolaan aset daerah yang selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal.

Ia juga memberikan instruksi tegas kepada Sekda, para asisten, staf ahli, serta kepala BKD dan biro organisasi untuk segera mendistribusikan ASN secara merata ke unit-unit kerja yang membutuhkan.

Jangan ada yang terlalu lama di satu tempat. Itu bisa jadi titik lemah sistem kita. Semua harus dievaluasi dan ditata kembali, termasuk di bagian pengadaan barang dan jasa,” ujarnya.

Gubernur Melki mendorong adanya kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan lembaga vertikal seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Bank NTT. Ia menekankan agar Bank NTT menyesuaikan diri dengan arah kebijakan pembangunan daerah.

Kalau PDRB kita 30% dari sektor pertanian, kredit sektor pertanian juga harus dominan. Bank NTT harus menyesuaikan, bukan berjalan sendiri,” katanya.

Ia mencontohkan sektor kelautan seperti budidaya rumput laut, garam, dan perikanan tangkap sebagai sektor potensial yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Untuk sektor energi, ia menyinggung peluang investasi besar di bidang geothermal dan hidrogen yang telah diminati investor asing.

Selain pengumpulan PAD, Gubernur Melki juga menyoroti pentingnya pengawasan dan pencegahan kebocoran anggaran, baik dari sisi penerimaan maupun belanja.

Sumber korupsi itu ada dua: saat menerima uang dan saat membelanjakannya. Kita harus perkuat pengawasan dua-duanya,” tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa NTT kini harus keluar dari pola pikir biasa-biasa saja dan mulai melompat jauh untuk mengejar pembangunan.

Kita ini terlalu sering merasa seperti ayam. Padahal kita elang. Saatnya kita terbang tinggi dan percaya diri dengan potensi besar yang kita miliki,” ucapnya, mengutip kisah inspiratif tentang elang yang hidup di kandang ayam.

Menutup arahannya, Gubernur Melki meminta seluruh pihak untuk menyusun proyeksi pendapatan per sektor secara detil, menetapkan target spesifik tiap OPD, dan menyelaraskannya dengan potensi lapangan.

Kita tidak bisa lagi bekerja tanpa data yang akurat dan rencana yang terukur. Setiap OPD harus tahu berapa potensi yang bisa digali, dari mana sumbernya, dan bagaimana cara mencapainya. Semua harus konkret, jangan abstrak,” tegas Gubernur Melki.

Ia menambahkan bahwa perencanaan pendapatan ini tidak boleh bersifat administratif semata, melainkan harus berdasarkan realitas di lapangan serta peluang yang bisa dimaksimalkan melalui sinergi lintas sektor.

Kalau tiap sektor tahu tugas dan targetnya, serta bekerja dalam semangat kolaborasi, saya yakin Rp 2,8 triliun itu bukan mustahil. Kita harus berani target tinggi dan kerja luar biasa,” pungkasnya.


Editor: Ocep Purek 




TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.