Gubernur Melki Tegaskan Program Bangun Karya sebagai Tonggak Naiknya UMKM NTT ke Pasar Global
![]() |
Sambutan Gubernur NTT, Melki Laka Lena dalam acara Closing Ceremony Program Bangun Karya BAT–NTT yang digelar di Aula Rumah Jabatan Gubernur, Rabu (4/6/2025). Foto: Ocep Purek |
Acara ini turut dihadiri oleh Plh. Kepala Badan POM RI Irjen Pol Dr. Jayadi, Staf Khusus Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat Firi Vahid, sejumlah bupati seperti Bupati Alor, TTU, TTS, dan Kupang, serta pimpinan OPD, Sekda Kota Kupang, dan Kepala Balai Besar POM Kupang.
Program Bangun Karya yang diinisiasi oleh BAT Group bersama Badan POM dan didukung penuh Pemprov NTT telah menjangkau lebih dari 300 pelaku UMKM di lima kabupaten/kota: Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Alor, TTS, dan TTU. Mereka menerima pelatihan, bimbingan teknis, serta dukungan fasilitas produksi yang memadai, dengan fokus pada penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan percepatan perolehan Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan POM.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta dalam membina UMKM di wilayah yang dikenal dengan tantangan geografis dan terbatasnya infrastruktur.
“Kita tahu UMKM menyumbang 60 persen PDB nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja Indonesia. Di tengah segala keterbatasan, UMKM terus maju, karena dukungan nyata dari banyak pihak. Apa yang kita saksikan hari ini adalah contoh nyata bahwa kolaborasi lintas sektor bisa membawa UMKM kita ke tingkat nasional, bahkan internasional,” kata Gubernur Melki.
Menutup sambutan, Gubernur Melki menyebut program Bangun Karya sebagai tonggak awal dari gerakan besar pemberdayaan UMKM di NTT. Ia berharap model kerja kolaboratif ini bisa direplikasi di berbagai sektor lain, termasuk pangan lokal, obat tradisional, hingga produk kosmetik alami.
“Ini baru awal. Setelah ini kita akan buat lebih besar, lebih masif. Pemerintah siap mendukung, sektor swasta kita ajak bergabung, dan tentu para pelaku UMKM harus terus bergerak maju. NTT siap tembus pasar nasional bahkan global,” tegas Gubernur Melki.
Salah satu kisah inspiratif datang dari Flafiana, pelaku UMKM asal Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, yang memproduksi minyak kemiri murni “Watuco”. Ia mengisahkan bagaimana awalnya ia memproduksi secara manual, terkendala perizinan, hingga akhirnya mendapatkan pendampingan dari Balai Besar POM Kupang.
“Saya sempat menyerah karena tidak punya rumah produksi atau tenaga farmasi. Tapi lewat Program Bangun Karya, saya mendapat rumah produksi, alat produksi, dan tenaga farmasi yang direkomendasikan. Sekarang saya sudah punya izin edar dan bahkan mulai ekspor ke Timor Leste,” ungkap Flafiana dengan bangga.
Menurutnya, berkat izin edar dari Badan POM, penjualannya meningkat drastis dan kini produknya sudah dipasarkan hingga ke pusat oleh-oleh di Kota Kupang dan ke luar negeri.
Plh. Kepala Badan POM RI, Irjen Pol Dr. Jayadi, mengungkapkan bahwa perhatian pemerintah pusat terhadap NTT sangat besar. Ia menyebutkan bahwa Gubernur Melki secara langsung membawa seluruh bupati dan walikota se-NTT ke kantor Badan POM di Jakarta untuk menyampaikan aspirasi, termasuk pengembangan UMKM dan pengelolaan produk lokal seperti minuman beralkohol tradisional serta tanaman obat asli NTT.
“Apa yang dilakukan Gubernur Melki membawa semua kepala daerah ke Badan POM adalah bentuk keseriusan membangun NTT. Ini sangat luar biasa dan menjadi perhatian khusus bagi kami di pusat,” kata Jayadi.
Ia menegaskan bahwa Badan POM siap mendukung penuh program Gubernur NTT, termasuk misi satu desa satu produk, serta berencana mengagendakan kunjungan ke Pulau Rote sebagai bentuk komitmen memperkuat pengawasan dan dukungan kepada pelaku usaha di wilayah paling selatan Indonesia.
Staf Khusus Menko Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Firi Vahid, menyampaikan bahwa program Bangun Karya sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Ia menggarisbawahi pentingnya pendekatan berbasis komunitas dan ekonomi lokal, serta perlunya pendampingan berkelanjutan terhadap UMKM.
“Program Bangun Karya bukan sekadar pelatihan, tapi benar-benar mendampingi pelaku UMKM hingga mampu mengantongi sertifikasi, memperbaiki proses produksi, hingga ekspor. Ini adalah model yang akan kami jadikan rujukan nasional,” jelasnya.
Firi juga memperkenalkan program Perintis Berdaya, inisiatif lintas kementerian yang sedang disiapkan untuk mendukung komunitas produktif di seluruh Indonesia, dengan NTT sebagai salah satu lokus utamanya.
Acara ditutup dengan penyerahan simbolis sertifikat izin edar kepada UMKM terpilih serta peninjauan langsung produk-produk hasil binaan program Bangun Karya yang dipamerkan di lokasi acara.
Editor : Ocep Purek