Melki Laka Lena Nyalakan Lentera Ekonomi Syariah dari Jantung Pemerintahan NTT
![]() |
Gubernur NTT Melki Laka Lena, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan Sekertaris MUI NTT menyalakan lentera sebagai simbol harapan baru bagi pembangunan ekonomi yang inklusif. Foto: Ocep Purek |
Acara ini menjadi simbol kuat bahwa ekonomi syariah bukan hanya milik umat Muslim, tetapi milik bersama, inklusif dan terbuka bagi seluruh masyarakat lintas agama dan budaya.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, Kepala OJK NTT, Kepala Kanwil Kementerian Agama, para pimpinan bank syariah, Ketua MUI Kota Kupang dan Provinsi NTT, Ketua Dewan Masjid Indonesia, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, serta pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTT.
Dalam sambutannya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT menegaskan bahwa ekonomi syariah bukanlah konsep eksklusif umat Muslim, melainkan jalan ekonomi yang bisa menjadi alternatif pembangunan yang inklusif dan berkeadilan di NTT.
"Hari ini, kita menyalakan lentera ekonomi syariah tepat di jantung pemerintahan NTT, di halaman kantor gubernur. Ini bukan hanya simbol keterbukaan, tetapi juga wujud komitmen bahwa NTT milik semua, dan ekonomi syariah bisa jadi jalan baru pembangunan yang membawa manfaat luas," ujarnya penuh semangat.
Ia juga menyampaikan bahwa peluncuran berbagai program seperti Zona Kuliner KHAS (Kuliner Halal Aman Sehat), sertifikasi halal UMKM, serta digitalisasi wakaf produktif merupakan langkah strategis mendorong NTT menembus pasar nasional hingga internasional.
“Kuliner khas NTT seperti abon, dendeng, dan madu lokal harus bisa bersaing. Kita ingin produk-produk UMKM dari NTT diterima di seluruh Indonesia, bahkan dunia. Dengan sertifikasi halal, kita buka peluang itu,” tambahnya.
Selain mendorong sektor ekonomi, literasi publik menjadi bagian penting. Talkshow dan pelibatan pelaku usaha menjadi sarana edukasi agar prinsip-prinsip ekonomi syariah dapat dipahami dan dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat NTT.
Sekretaris MUI Provinsi NTT yang mewakili ketua MUI dalam sambutannya menyebutkan bahwa NTT adalah rumah besar yang penuh toleransi. Menurutnya, semangat ekonomi syariah selaras dengan semangat kebangsaan dan gotong royong.
"Ekonomi syariah menawarkan sistem yang inklusif, adil, dan mensejahterakan semua, tanpa membedakan suku, agama, maupun golongan. Ini bukan sekadar ekonomi umat, ini adalah ekonomi rahmatan lil alamin, untuk semua," tegasnya.
Ia mengapresiasi inisiatif Bank Indonesia, Pemprov NTT, dan semua pihak yang terlibat, sembari berharap sinergi lintas agama dan sektor terus diperkuat demi kemajuan NTT.
Gubernur NTT Melki Laka Lena dalam sambutannya mengungkapkan bahwa ekonomi syariah adalah jawaban atas kebutuhan zaman sebuah alternatif ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berbasis komunitas.
“Ekonomi syariah ini bukan hanya milik umat Muslim, tapi adalah peluang ekonomi dunia. Hari ini pasar produk halal tidak hanya dikuasai oleh negara-negara Islam, tapi bahkan negara seperti Tiongkok pun masuk ke dalamnya,” jelasnya.
Ia menekankan pentingnya ekosistem yang sehat agar ekonomi syariah bertumbuh subur, dimulai dari literasi dan penguatan UMKM.
Melki juga menggagas program inovatif berbasis komunitas seperti “Satu Gereja, Satu Produk”, “Satu Masjid, Satu Produk”, hingga “Satu Pesantren, Satu Produk” yang akan dimasukkan dalam wadah besar bernama NTT Mart.
“Kami ingin produk-produk unggulan dari semua kalangan baik dari masjid, gereja, pesantren, maupun sekolah diberdayakan secara adil dan setara. Kita ini rumah bersama. Kalau kita tidak masuk dalam ekonomi halal ini, kita akan tertinggal,” tegas Melki.
Di akhir sambutannya, Melki menyatakan bahwa FESyar NTT bukan hanya peristiwa seremoni, tetapi bagian dari transformasi besar yang akan menjadikan ekonomi syariah sebagai salah satu pilar utama pembangunan NTT.
Setelah seremoni pembukaan, acara dilanjutkan dengan peluncuran Zona KHAS, Wakaf Produktif, Sertifikasi Nazhir dan JULEHA, penandatanganan MoU Pembiayaan Syariah antara BSI dan UMKM Syariah, serta Talkshow FESyar NTT yang menghadirkan pelaku usaha sebagai inspirasi penerapan ekonomi syariah dalam kehidupan nyata.
Talkshow ini menjadi ruang dialog antara pelaku UMKM syariah dengan masyarakat, membuka cakrawala bahwa ekonomi syariah bukan soal identitas agama, tetapi jalan ekonomi baru yang lebih adil dan berkelanjutan.
FESyar NTT 2025 bukan sekadar perayaan, tetapi lentera yang menyalakan harapan baru bagi pembangunan ekonomi yang inklusif, bermartabat, dan melampaui sekat-sekat identitas.
Di tengah pelataran kantor gubernur yang megah, semangat gotong royong dan toleransi menjadi fondasi kokoh menuju NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera, dan berkelanjutan.
Editor: Ocep Purek