Soft Opening Kupang Exotic Festival 2025 Resmi Dibuka, Gubernur Melki: Panggung Kolaborasi dan Inovasi Kuliner NTT
 |
| Sambutan Gubernur NTT Melki Laka Lena dalam acara Soft Opening Kupang Exotic Festival 2025. Foto: Ocep Purek |
Festival ini menjadi ruang kolaborasi berbagai pihak untuk memajukan potensi kuliner lokal dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat NTT.
Hadir mendampingi Gubernur, Wakil Gubernur Johni Asadoma, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Kepala OJK, Forkopimda, Korem 161/Wirasakti, Danlantamal, serta pimpinan OPD NTT. Festival ini juga mendapat dukungan dari PHRI, Kadin, dan pelaku UMKM dari berbagai wilayah di NTT.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menggarisbawahi pentingnya gotong royong dan kolaborasi lintas sektor untuk membangun kemandirian ekonomi NTT.
“Kalau acara model begini disponsori lebih kencang lagi oleh Bank Indonesia, akan makin mantap. Ini kolaborasi Pemprov, BI, Polda NTT, dan pelaku usaha yang harus kita rawat terus,” ujar Gubernur Melki.
Ia juga menyoroti fenomena ketergantungan pada produk luar.
“Kita ini impor air mineral saja bisa sampai 5 triliun setahun. Padahal di NTT kita juga bisa produksi. Jadi mari kita mulai dari substitusi kecil-kecilan dulu. Gunakan produk lokal, dorong UMKM, dan gerakkan ekonomi sirkular di daerah kita,” tegasnya.
Gubernur Melki menutup dengan ajakan penuh semangat: “Mari kita jadikan momentum ini sebagai gerakan bersama. Kita bangun NTT dengan semangat kolaborasi. Seperti kata Bung Karno, gotong royong itu inti dari Pancasila. Maka ayo bangun NTT, ayo merdeka bersama," tutupnya.
Ketua PHRI NTT, Juvenile Djojana, menjelaskan bahwa festival ini lahir dari tantangan spontan saat bermain tenis dengan salah satu pimpinan BRI.
“Dari sekadar obrolan, lalu jadi tantangan, dan sekarang kami wujudkan jadi festival kuliner besar. Kami dari PHRI tidak bisa menolak tantangan ini,” ungkapnya sambil tersenyum.
Kupang Exotic Festival 2025 menghadirkan lebih dari 50 pelaku UMKM, lomba Exotic Chef Competition yang melibatkan 12 perwakilan hotel dan restoran, serta lomba barista dengan 15 peserta dari berbagai daerah di NTT.
Uniknya, para chef didampingi oleh siswa-siswi SMK untuk mengasah keterampilan dan menanamkan nilai transfer ilmu sejak dini.
Juvenile juga memperkenalkan produk baru: Pompom Cake, kue berbahan dasar labu kuning komoditas lokal yang selama ini kurang dimanfaatkan secara optimal.
“Labu kuning banyak diproduksi, tapi sering mubazir. Kami ingin dorong agar bisa jadi oleh-oleh khas NTT, seperti bolu meranti dari Medan,” jelasnya.
Kepala BI NTT menambahkan, Kupang Exotic Festival menjadi bagian dari misi mereka dalam mendukung program One Village One Product.
“Kami ingin agar kopi NTT bisa jadi ikon, seperti kopi Gayo dan Toraja. Jangan sampai 80% kopi yang diminum di sini justru dari luar,” ujarnya.
Festival ini bukan hanya soal makanan, tapi juga tentang masa depan ekonomi kreatif NTT.
“Ini momentum penting. Kita tunjukkan bahwa NTT bukan hanya provinsi dengan angka stunting atau kemiskinan tinggi, tapi provinsi penuh inovasi dan kreasi,” ujar Kepala BI.
Dalam lomba barista, para peserta ditantang untuk menciptakan racikan kopi khas NTT yang punya identitas dan nilai jual. BI juga mendorong hotel-hotel untuk tak hanya menyajikan kopi internasional, tapi memberi ruang bagi kopi lokal.
Kupang Exotic Festival 2025 akan berlangsung selama tiga hari, hingga 28 Juni 2025. Masyarakat diundang untuk menikmati ragam kuliner, belanja produk UMKM, dan mendukung kebangkitan kuliner lokal sebagai bagian dari gerakan membangun ekonomi NTT dari bawah.
Editor: Ocep Purek
