News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Kepala BI NTT Agus Sistyo Widjajati Sebut Ekonomi Syariah Bukan Milik Satu Umat, Tetapi Solusi untuk Semua

Kepala BI NTT Agus Sistyo Widjajati Sebut Ekonomi Syariah Bukan Milik Satu Umat, Tetapi Solusi untuk Semua

Sambutan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Agus Sistyo Widjajati dalam acara Road to Festival Ekonomi Syariah (FESyar) NTT 2025. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTPRIDE.com— Kegiatan Road to Festival Ekonomi Syariah (FESyar) NTT 2025 digelar istimewa di halaman depan Kantor Gubernur NTT, Kamis (26/6/2025). 

Lokasi yang biasanya dipakai untuk acara kenegaraan itu malam ini berubah menjadi ruang inklusi, di mana semangat ekonomi syariah dinyalakan bukan untuk satu golongan, tapi untuk seluruh masyarakat NTT.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati dalam sambutannya menyampaikan bahwa ekonomi syariah bukanlah milik eksklusif umat Muslim, melainkan milik semua orang. Dan pelaksanaan kegiatan di ruang terbuka di depan Kantor Gubernur menjadi simbol nyata keterbukaan dan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi NTT.

Baru kali ini, kegiatan yang biasanya dianggap milik umat Muslim saja, dilakukan di tempat terbuka, di halaman gedung pemerintahan. Ini adalah simbol kuat bahwa ekonomi syariah mendapat tempat di rumah bersama ini, NTT,” ujarnya penuh semangat.

Ia menyampaikan apresiasi kepada Gubernur NTT yang telah memberikan ruang untuk kegiatan tersebut. 

"Gedung ini bukan milik satu kelompok, tapi milik kita semua. Syariah adalah alternatif pembangunan ekonomi yang inklusif bagi seluruh masyarakat Nusa Tenggara Timur," lanjutnya.

Kegiatan Lentera Ekonomi Syariah ini juga bertepatan dengan momen menjelang 1 Muharram, yang diharapkan membawa semangat baru dan keberkahan. 

Bank Indonesia berharap ekonomi syariah semakin diterima dan diimplementasikan secara luas di seluruh wilayah NTT.

Salah satu langkah nyata yang akan didorong adalah penguatan kuliner malam yang halal dan berkualitas. BI bersama Pemprov NTT akan mendukung program sertifikasi halal untuk produk-produk UMKM di NTT agar bisa menembus pasar nasional hingga internasional.

Dengan produk yang tersertifikasi halal, UMKM NTT punya peluang lebih besar diterima di luar daerah, bahkan di luar negeri. Ini akan membantu menekan defisit neraca perdagangan kita,” jelasnya.

Tak hanya mendorong ekonomi secara teknis, BI juga memperkuat aspek edukasi melalui literasi ekonomi syariah. 

Malam itu, para pelaku usaha hadir untuk berbagi pengalaman bagaimana prinsip-prinsip syariah bisa memperkuat usaha mereka.

Selain itu, beberapa inisiatif diluncurkan dalam kesempatan ini: Zona Kuliner Halal, peluncuran sertifikasi Nasir dan Juleha, hingga dorongan terhadap wakaf produktif. 

Yang tak kalah menyentuh, BI mengajak masyarakat untuk ikut dalam gerakan donasi digital guna pembangunan sumur di Kabupaten TTS.

Kita ingin kepedulian tak hanya berhenti di kota, tapi sampai ke desa-desa yang masih butuh perhatian. Lewat donasi digital ini, kita bisa membantu warga di pelosok seperti TTS untuk mendapatkan akses air bersih,” tuturnya.

Road to FESyar ini menjadi pemanasan menuju Festival Ekonomi Syariah Nasional yang akan digelar pada 1 September 2025 di Pontianak. 

Tapi bagi masyarakat NTT, lentera ekonomi syariah sudah mulai menyala dari Kupang membawa terang bagi semangat ekonomi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain, Kepala OJK NTT, Kepala Kanwil Kementerian Agama, para pimpinan bank syariah, Ketua MUI Kota Kupang dan Provinsi NTT, Ketua Dewan Masjid Indonesia, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah, serta pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTT.


Editor: Ocep Purek 



TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.