News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Gubernur Melki Hadiri Peluncuran 80.000 Koperasi Merah Putih, Presiden Tegaskan: Ekonomi Kerakyatan Adalah Kemerdekaan Sejati

Gubernur Melki Hadiri Peluncuran 80.000 Koperasi Merah Putih, Presiden Tegaskan: Ekonomi Kerakyatan Adalah Kemerdekaan Sejati

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, menghadiri secara virtual acara peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dan Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-78 dari Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Penfui Timur. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTPRIDE.com — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, menghadiri secara virtual acara peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dan Peringatan Hari Koperasi Nasional ke-78 dari Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Senin (21/7/2025). 

Acara ini diikuti pula oleh 38 gubernur se-Indonesia dan ribuan kepala desa dari seluruh penjuru negeri. Peluncuran koperasi ini menandai tonggak baru gerakan ekonomi rakyat yang modern, digital, dan berdikari. 

Presiden Republik Indonesia secara langsung meresmikan kelembagaan koperasi tersebut, yang digagas sebagai solusi konkret dalam memperkuat ekonomi desa serta memotong mata rantai ketimpangan distribusi barang dan jasa, dari sembako hingga pupuk, dari layanan apotek hingga logistik desa.

Dalam pidatonya yang kuat dan emosional, Presiden menegaskan bahwa koperasi adalah alat bagi rakyat kecil untuk bangkit. 

Koperasi adalah alatnya orang lemah, tapi jika disatukan seperti lidi, akan menjadi kekuatan besar,” tegasnya.

Presiden menyinggung ironi besar bangsa ini: walau Indonesia sudah merdeka secara politik dan hukum, namun belum secara ekonomi. “Kita punya DPR, MPR, Gubernur, Menteri, tapi rakyat kita masih ada yang lapar. Kita belum merdeka!” ujarnya lantang.

Ia menegaskan bahwa koperasi Merah Putih hadir sebagai bentuk nyata dari semangat kemandirian dan gotong royong untuk mewujudkan kemerdekaan sejati, yakni kemerdekaan ekonomi. Program ini disebut sebagai gerakan besar yang lahir bukan dari atas, tapi dari bawah, dari desa-desa yang kini menjadi tulang punggung perubahan ekonomi nasional.

Presiden juga menyinggung praktik kartel dan permainan harga oleh segelintir korporasi besar. Ia menyebut tindakan spekulatif dalam penggilingan padi dan distribusi beras sebagai pengkhianatan terhadap rakyat, yang menyebabkan kerugian negara hingga Rp100 triliun per tahun.

“Saya minta Kapolri dan Jaksa Agung kejar para pelaku. Kalau tidak mau patuh pada kepentingan rakyat, kita gunakan Pasal 33 UUD 1945 sebagai senjata pamungkas,” kata Presiden tegas.

Ia menambahkan, uang negara sebesar itu, jika dikembalikan, bisa memperbaiki 100.000 sekolah dalam tiga tahun. “Ini bukan lagi soal ekonomi, ini soal keadilan. Soal keberpihakan pada rakyat.”

Presiden juga menyampaikan harapannya agar seluruh anak-anak Indonesia bisa mendapatkan makanan bergizi secara gratis pada akhir tahun ini, seraya menegaskan bahwa program koperasi Merah Putih menjadi salah satu fondasi untuk mewujudkan target itu.

Peluncuran kelembagaan koperasi Merah Putih ini bukan akhir, tapi awal dari gerakan besar. Pemerintah menargetkan seluruh 80.081 koperasi akan aktif dalam tiga bulan ke depan, dengan satu juta pengelola koperasi yang siap mendampingi rakyat desa.

Kalau kita punya niat baik, dorongan kuat, dan gotong royong, maka yang tak mungkin bisa menjadi kenyataan,” tutup Presiden.

Semangat koperasi Merah Putih menjadi penanda bahwa perubahan besar dapat dimulai dari desa bukan sekadar slogan, tetapi kerja nyata menuju Indonesia yang berdaulat, adil, dan sejahtera.

Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Nasional Pembangunan Koperasi Merah Putih, melaporkan bahwa dalam waktu kurang dari dua bulan, telah terbentuk 80.081 koperasi yang sah secara hukum. Sebanyak 108 di antaranya telah siap beroperasi sebagai model percontohan koperasi desa modern.

Dalam koperasi ini, rakyat desa tak hanya menjadi konsumen, tetapi juga pelaku utama distribusi dan produksi. Koperasi dilengkapi dengan gerai sembako, outlet gas LPG 3 kg, apotek dan klinik desa, gudang pengering gabah, agen pupuk, hingga layanan keuangan seperti agen BRILink dan BNI Link, memanfaatkan aset pemerintah desa seperti balai desa atau sekolah tak terpakai.

Model ini sangat ideal dan memberi penghasilan langsung kepada rakyat. Ini bukan hanya pemberdayaan, tapi revolusi ekonomi desa,” ujar Zulkifli Hasan.

Gubernur NTT, Melki Laka Lena, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam acara peluncuran ini, mulai dari BUMN, BUMD, TNI, Polri, hingga para camat, kepala desa, dan lurah di seluruh NTT.

Tak mudah berkumpul dan bersinergi di momen sebesar ini. Tapi semua menunjukkan semangat luar biasa demi masa depan desa. Terima kasih dan hormat untuk seluruh pejuang ekonomi rakyat,” ujar Melki dengan penuh haru.


Editor: Ocep Purek 


TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.