Keracunan Massal di SMPN 8 Kupang, Gubernur Melki: Utamakan Kesembuhan Anak, Jangan Berspekulasi
![]() |
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena |
Gubernur meminta publik untuk tidak berspekulasi dan menekankan pentingnya proses penyelidikan ilmiah yang tengah berlangsung.
Melalui pernyataan tertulis kepada wartawan, Selasa (22/7/2025), Gubernur Melki menjelaskan bahwa pemerintah telah mengerahkan seluruh sumber daya untuk menangani kasus ini secara cepat dan menyeluruh.
“Sesuai kejadian yang kita lihat, anak-anak SMPN 8 Kupang yang diduga mengalami keracunan setelah makan makanan dari dapur MBG, perlu kami sampaikan bahwa ini masih dugaan. Kita butuh penelitian yang teliti untuk memastikan penyebabnya,” kata Melki.
Gubernur menyebutkan bahwa tim gabungan dari Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Dinas Kesehatan Kota Kupang, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah diterjunkan ke lapangan untuk menyelidiki peristiwa tersebut.
Mereka tengah melakukan survei epidemiologi dan uji laboratorium untuk mengetahui faktor penyebab kejadian.
“Pemerintah provinsi NTT mendukung penuh langkah Pemkot Kupang. Dinkes provinsi dan kota sudah dibagi tugas untuk menelusuri apakah benar ini keracunan makanan MBG, atau ada faktor lain. Jika benar, kita juga harus tahu di bagian mana masalah terjadi di dapur, dalam perjalanan, atau saat penyajian,” jelasnya.
Ia menegaskan, seluruh proses investigasi dilakukan secara cermat agar tidak menimbulkan kesimpangsiuran informasi. Tim medis juga tengah memeriksa sampel muntahan dan sisa makanan yang dikonsumsi siswa.
Melki menyebut, berdasarkan laporan terakhir yang diterimanya hingga Selasa malam, sebagian besar siswa yang sebelumnya dirawat akibat dugaan keracunan sudah pulang ke rumah.
“Dari ratusan anak, hanya sekitar 10 orang yang masih dirawat di RS Siloam, RS Mamami, dan RS SK Lerik. Sebagian besar sudah sehat dan kembali ke rumah masing-masing,” ungkapnya.
Kondisi tersebut, kata Gubernur, menjadi kabar baik dan memberi harapan bahwa kejadian ini dapat segera tertangani tuntas.
BPOM NTT, menurut Gubernur, juga telah mengambil sisa makanan dari dapur MBG untuk diperiksa di laboratorium. Hasil uji kimia diharapkan bisa keluar pada Rabu (23/7/2025), sedangkan uji mikroskopi membutuhkan waktu hingga tujuh hari ke depan.
“Kepala BPOM NTT sudah menyampaikan bahwa besok kita bisa mengetahui hasil uji kimia. Mudah-mudahan itu bisa memberi gambaran awal. Sedangkan hasil mikroskopi memang perlu waktu lebih lama,” katanya.
Ia menambahkan bahwa prosedur keamanan makanan MBG memang mengharuskan dapur menyisihkan makanan setiap hari sebagai sampel, yang bisa diuji sewaktu-waktu jika terjadi sesuatu.
Melki mengajak seluruh pihak untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis yang menyasar ribuan siswa di Kota Kupang dan daerah lainnya di NTT.
“Saya imbau agar semua yang terlibat guru, orang tua, pihak dapur, tenaga kesehatan bisa lebih waspada dan menjaga komunikasi agar proses dari dapur hingga makanan sampai ke siswa berjalan aman. Ini tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Gubernur menggarisbawahi bahwa prioritas utama pemerintah saat ini adalah keselamatan dan pemulihan kondisi kesehatan para siswa yang terdampak.
Ia juga mengingatkan para orang tua untuk tetap memantau kondisi anak, meski sudah dipulangkan dari rumah sakit.
“Kami minta semua pihak fokus dulu pada pemulihan anak-anak. Jangan terburu-buru menyebarkan informasi yang belum terbukti. Pemerintah akan menyampaikan hasil resmi begitu semua proses uji laboratorium selesai,” tutupnya.
Editor: Ocep Purek