Prihatin Kondisi Nasional, Asti Laka Lena Ingatkan Kader PKK Bijak Bermedsos dan Menjadi Agen Penyejuk Sosial
![]() |
Sambutan ketua TP PKK NTT Asti Laka Lena dalam penutupan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) TP PKK NTT Tahun 2025. Foto: Ocep Purek |
Situasi ini bahkan berdampak pada penundaan sejumlah agenda penting, seperti Rakernas Posyandu, Rakernas Dekranasda, dan Pameran Karya Nusa.
Hal tersebut disampaikan Bunda Asti saat menutup Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) TP PKK NTT Tahun 2025 yang mengusung tema “Kolaborasi TP PKK Mewujudkan NTT Sehat, Cerdas, Sejahtera, dan Berkelanjutan”, di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Sabtu (30/8/2025).
Bunda Asti menyoroti kondisi masyarakat yang disebutnya sedang diliputi rasa marah, hingga terjadi insiden perusakan rumah anggota DPR dan DPRD di Jakarta. Ia mengingatkan bahwa kondisi tersebut harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk TP PKK.
“Saya mengajak kita semua bijak dalam bersikap dan menggunakan media sosial. Kita sebagai pemimpin dan pengurus PKK harus lebih berhati-hati dalam bertutur kata, mengeluarkan statement, maupun memposting sesuatu. Jangan sampai kita justru menambah keruh suasana di tengah masyarakat yang sedang sensitif,” tegas Bunda Asti.
Ketua TP PKK NTT menekankan pentingnya sensitivitas sosial bagi seluruh pengurus dan kader PKK di tengah dinamika politik nasional. Menurutnya, PKK tidak boleh hanya sibuk dengan program internal, tetapi juga harus peka terhadap situasi nasional yang berdampak luas bagi masyarakat.
“Gerakan PKK di NTT harus mampu tampil sebagai agen penyejuk sosial. Tugas kita adalah menghadirkan narasi yang menenangkan, menjaga stabilitas, dan membawa energi positif di tengah masyarakat. Mari kita jadikan PKK sebagai kekuatan sosial yang mampu membawa perubahan positif, bukan sebaliknya,” ungkapnya.
Arahan Bunda Asti menggarisbawahi bahwa PKK bukan hanya wadah pemberdayaan keluarga, melainkan juga memiliki peran strategis dalam mendukung pembangunan bangsa dan daerah, termasuk menjaga suasana kebersamaan di tengah masyarakat.
Ia menekankan, para kader PKK di kabupaten/kota se-NTT harus menjadi motor penggerak sekaligus teladan dalam bersikap bijak. Dengan demikian, PKK dapat hadir bukan hanya sebagai penggerak kesejahteraan keluarga, melainkan juga sebagai penyangga stabilitas sosial.
Mengakhiri arahannya, Bunda Asti kembali menekankan pentingnya kehati-hatian, terutama di ruang digital.
“PKK harus mampu menjadi kekuatan sosial yang menyejukkan. Kita adalah teladan di tengah masyarakat, maka mari kita jaga ucapan, sikap, dan jejak digital kita. Dengan begitu, kita bisa menjaga kepercayaan masyarakat dan berkontribusi nyata bagi pembangunan di NTT maupun Indonesia,” pungkasnya.
Dengan pesan itu, Rakorda TP PKK NTT Tahun 2025 resmi ditutup, meninggalkan komitmen baru bahwa kader PKK tidak hanya bekerja untuk kesejahteraan keluarga, tetapi juga ikut serta menjaga stabilitas sosial di tengah gejolak nasional.
Editor: Ocep Purek