News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Gubernur Melki Kunjungi LPK Binawan Belu: Kalian Angkatan Perintis, Pulanglah Lebih Disiplin, Profesional, dan Sukses

Gubernur Melki Kunjungi LPK Binawan Belu: Kalian Angkatan Perintis, Pulanglah Lebih Disiplin, Profesional, dan Sukses

Arahan Gubernur NTT, Melki Laka Lena kepada 60 peserta Kabupaten Belu yang tengah menjalani pelatihan untuk dipersiapkan bekerja di Jepang. Foto: Ocep Purek 
Belu,NTTPride.com Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena mengunjungi LPK Binawan Belu Pondok Pastoral Ka-Emaus di Jl. Raya Atambua, Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Selasa (23/9/2025).

Kunjungan kerja ini sekaligus menjadi momen inspiratif bagi 60 peserta asal Kabupaten Belu yang tengah menjalani pelatihan untuk dipersiapkan bekerja di Jepang.

Turut hadir mendampingi Gubernur, Bupati Belu Willy Lay. Kedatangan keduanya disambut hangat oleh Romo Sony, para pelatih, serta peserta pelatihan.

Dari 60 peserta yang mengikuti program, sebanyak 20 orang sudah mulai menjalani proses pelatihan hari ini. Mereka mendapat bimbingan intensif dari tiga pelatih yang mendampingi, mencakup adaptasi ruang, penguasaan bahasa, pemahaman budaya, hingga keterampilan diri.

Proses pelatihan ini menjadi syarat penting agar para peserta bisa lolos seleksi lanjutan dan diberangkatkan ke Jepang. Harapannya, program ini dapat membuka jalan lebih luas bagi tenaga kerja asal Belu untuk bekerja di sektor formal Jepang yang dikenal memiliki standar tinggi.

Bupati Belu Willy Lay mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya atas perhatian Gubernur NTT terhadap masyarakat Belu.

Saya memberikan apresiasi kepada Bapak Gubernur yang sudah menyempatkan waktu untuk mengunjungi para peserta di tengah kesibukan agenda kunjungan kerja. Saya berharap dari 60 orang yang belajar, semuanya bisa lolos ke Jepang,” ujar Bupati Willy Lay.

Dalam arahannya, Gubernur Melki Laka Lena menekankan bahwa para peserta adalah angkatan perintis dari NTT yang berkesempatan menembus pasar kerja Jepang. Hal ini menurutnya adalah kebanggaan tersendiri sekaligus tanggung jawab besar.

Ada yang pecah telurnya itu di Belu, bisa keluar lebih dulu. Bersyukurlah kalian semua, terutama bila kelompok ini menjadi angkatan pertama di tanah air yang membuka jalan pekerja migran Indonesia ke Jepang. Reputasinya akan luar biasa,” kata Melki.

Ia mengingatkan bahwa Jepang memiliki standar ketat, bukan hanya pada keterampilan, tetapi juga bahasa, budaya, dan disiplin kerja. Karena itu, para peserta diminta belajar lebih serius, termasuk lewat cara kreatif seperti belajar bahasa melalui lagu.

Gubernur Melki juga memaparkan bahwa pemerintah Jepang sesungguhnya sangat membutuhkan tenaga kerja asing berkualitas, dan Indonesia memiliki peluang besar untuk mengisi kebutuhan tersebut.

Umumnya, Jepang mendatangkan banyak pekerja dari Vietnam. Tapi tenaga kerja asal Indonesia justru masih sedikit. Karena itu, kesempatan ini luar biasa. Jika kalian berhasil, jalan menuju negara-negara lain di Asia, Eropa, bahkan Timur Tengah akan lebih mudah,” jelasnya.

Ia menambahkan, bila mampu beradaptasi, para pekerja asal Belu bukan hanya bisa sukses di Jepang, tetapi juga berpotensi pulang sebagai pengusaha yang berhasil.

Melki mengingatkan agar peserta tetap menjaga kekompakan dan semangat juang selama menjalani pelatihan hingga nantinya bekerja di Jepang.

Biasanya di Jepang orang bergerak sendiri-sendiri. Tapi saya berharap kalian menjadi kelompok yang kompak, seperti komunitas Bali di sana yang saling dukung. Kalian harus jadi lumutnya orang NTT. Saya bangga karena kalian adalah perintis yang berjalan sendiri tanpa senior sebagai panutan. Karena itu, hadapi semua tantangan dengan tekun,” pesannya.

Ia menegaskan pemerintah provinsi siap mendukung, termasuk mengantar langsung peserta saat tiba waktunya diberangkatkan ke Jepang.

Selain keterampilan teknis, Gubernur Melki berpesan agar para peserta mempersiapkan mental dan gaya hidup sesuai standar Jepang.

Kalau siap untuk susah dan menderita demi sukses, rasanya itu aman. Umumnya orang yang pulang dari Jepang rata-rata sukses dan jadi pengusaha. Tapi ingat, biaya hidup di sana lumayan tinggi. Belajarlah hemat, banyak berdoa, saling mendukung, dan bertukar kabar. Karena tekanan kerja di Jepang sangat kuat,” tegasnya.

Kunjungan ini bukan sekadar agenda kerja, tetapi juga menjadi simbol dukungan pemerintah provinsi dan kabupaten terhadap upaya peningkatan kualitas tenaga kerja asal NTT, khususnya Belu. Para peserta diharapkan mampu membawa nama baik daerah serta membuka jalan bagi generasi berikutnya untuk menembus pasar kerja internasional.

Editor: Ocep Purek 

TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.