Satukan Langkah, Gubernur Melki dan DPD RI Canangkan Program Ketahanan Pangan di Kupang Barat
![]() |
Gubernur NTT Melki Laka Lena, Wakil Ketua DPD RI dan anggota melakukan penanaman jagung secara simbolis. Foto: Ocep Purek |
Acara ini menjadi momentum penting dalam memperkuat kemandirian pangan daerah dan menegaskan peran NTT dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
Turut hadir Wakil Gubernur NTT, Anggota DPD RI asal NTT (Angelius Wake Kako, Abraham Liyanto, Hilda Manafe, dan dr. Maria Stevi Harman), Plt. Dirjen Lahan dan Irigasi Pertanian Kementerian Pertanian RI Dr. Ir. Hermanto, M.P., Bupati Kupang, Ketua DPRD NTT, Danrem 161/Wirasakti, Rektor UNKRIS Kupang, serta pimpinan OPD NTT.
Acara ini ditandai penyerahan benih jagung secara simbolis kepada tujuh kelompok tani: Kelompok Tani Naimatkuli, Oematkuli Ceria, Baru Terbit, Milenial Lebusan, Mamafan, Sejahtera Bersama, dan Asintan. Selain itu, diserahkan pula bantuan berupa satu unit traktor dan satu unit pompa air.
Dalam sambutannya, Hermanto menyampaikan apresiasi kepada DPD RI atas inisiatif penanaman jagung serentak di empat provinsi, termasuk NTT. Ia menyebut potensi lahan di NTT sangat besar dan masih bisa dioptimalkan untuk meningkatkan produktivitas jagung.
“Produksi jagung di Indonesia rata-rata masih bisa ditingkatkan hingga 30 persen jika kita optimalkan lahan dan budidayanya. NTT punya peluang luar biasa, apalagi dengan tambahan areal baru,” ujar Hermanto.
Ia menekankan bahwa NTT tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga berpotensi besar melakukan ekspor, terutama ke Timor Leste yang jaraknya sangat dekat.
Hermanto juga memaparkan program Kementerian Pertanian untuk mendukung ketahanan pangan, antara lain:
Program cetak sawah baru, termasuk 500 hektare di Kupang yang siap digarap tahun ini. Optimalisasi lahan sawah yang ada (sekitar 28.000 hektare di NTT). Rehabilitasi jaringan irigasi. Penyediaan benih unggul, pupuk bersubsidi, dan alat mesin pertanian.
“Kami mendukung penuh program penanaman jagung 5.000 hektare di empat provinsi, termasuk 500 hektare di 10 kabupaten di NTT. Kolaborasi lintas sektor ini membuktikan bahwa pertanian adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya kementerian teknis,” tegas Hermanto.
Ia meyakini, dengan dukungan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian, Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia.
Gubernur Melki Laka Lena menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah bagian dari kedaulatan bangsa. Menurutnya, penanaman jagung di NTT bukan sekadar program biasa, tetapi simbol kebangkitan daerah yang selama ini dicap rawan pangan.
“Hari ini kita ingin membuktikan bahwa NTT yang sering dicap rawan pangan bisa menjadi lumbung pangan. Dengan strategi yang tepat, teknologi modern, dan dukungan semua pihak, kita mampu melakukannya,” ujar Gubernur Melki.
Melki memberikan empat penekanan utama dalam sambutannya:
1. Mengolah hasil panen – Jagung tidak boleh hanya dijual mentah, tetapi diolah menjadi pakan ternak, tepung, atau camilan sehat bernilai tambah.
2. Penguatan koperasi – Melalui Koperasi Desa Merah Putih, hasil pertanian bisa dikumpulkan dan dipasarkan bersama agar memberi keuntungan lebih besar bagi petani.
3. Keterlibatan generasi muda dan perempuan – Dengan teknologi digital, anak-anak muda dan perempuan desa bisa menjadikan pertanian sebagai masa depan yang membanggakan.
4. Pengembangan produk lokal – Program One Village One Product dan gerakan Beli Produk NTT harus terus didorong agar produk turunan jagung dan hasil bumi lainnya bernilai jual tinggi.
“Momentum ini membuktikan bahwa NTT bukan hanya penerima kebijakan, tetapi juga bisa menjadi solusi pangan bagi bangsa. Mari kita jadikan program ini tonggak sejarah bahwa dari NTT kita menanam benih harapan bagi Indonesia,” pungkasnya.
Dalam sambutannya, Ratu Hemas menekankan bahwa kedaulatan pangan adalah bagian penting dari pertahanan negara. Menurutnya, konflik global telah menunjukkan kerentanan negara yang bergantung pada impor pangan.
“Kekuatan bangsa hari ini tidak lagi hanya ditentukan oleh siapa yang punya energi atau teknologi, tetapi siapa yang bisa mengamankan rantai pasok pangan. Karena itu kedaulatan pangan adalah pertahanan negara,” tegas Ratu Hemas.
Ia menjelaskan bahwa DPD RI memilih jagung sebagai komoditas strategis karena bernilai ekonomi tinggi, sekaligus bahan pangan, pakan ternak, dan energi alternatif. Program Senator Peduli Ketahanan Pangan tahap awal ini menargetkan penanaman jagung di lahan seluas 5.000 hektare di empat provinsi: Bengkulu, NTT, Sulawesi Selatan, dan Papua Tengah.
“Hari ini kita tidak sekadar menanam jagung, tetapi menanam benih kebersamaan dan kedaulatan bangsa. Indonesia punya tanah subur, iklim tropis, dan petani tangguh. Dengan semua potensi itu, kita harus bisa memenuhi pangan kita sendiri sekaligus berkontribusi bagi stabilitas pangan kawasan dan dunia,” tambahnya.
“Tanpa petani, Indonesia tidak akan pernah menjadi Indonesia. Keringat petani adalah fondasi kedaulatan kita,” ujarnya penuh penghargaan.
Kegiatan kemudian ditutup dengan penanaman jagung secara simbolis oleh para pejabat, anggota DPD RI, serta perwakilan kelompok tani.
Program Senator Peduli Ketahanan Pangan di Kupang Barat menjadi tonggak baru kebangkitan pangan NTT. Dengan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, DPD RI, dan masyarakat, NTT diharapkan tidak hanya keluar dari label daerah rawan pangan, tetapi juga tampil sebagai motor penggerak ketahanan pangan Indonesia.
Editor: Ocep Purek