News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Asti Laka Lena Ajak Perempuan NTT Berdaya, Olah Ikan Jadi Jalan Lawan Stunting dan Kemiskinan

Asti Laka Lena Ajak Perempuan NTT Berdaya, Olah Ikan Jadi Jalan Lawan Stunting dan Kemiskinan

Sambutan Asti Laka Lena menutup kegiatan Pelatihan Pengelolaan Ikan untk bagi kelompok usaha sektor kelautan dan perikanan dari Kabupaten TTS, TTU, Belu, dan Malaka. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTpride.com— Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Provinsi NTT, Mindriyati Astiningshi Laka Lena, menyerukan agar perempuan di NTT berani berinovasi dan berdaya secara ekonomi melalui pengolahan ikan. 

Ajakan ini ia sampaikan saat menutup kegiatan Pelatihan Pengelolaan Ikan untuk Mendukung Gemarikan (Stunting, Kemiskinan, dan OVOP) bagi kelompok usaha sektor kelautan dan perikanan dari Kabupaten TTS, TTU, Belu, dan Malaka, yang digelar di BPSDMD NTT, Sabtu (18/10/2025).

Pelatihan yang berlangsung sejak 16 Oktober itu menghadirkan puluhan perempuan dan pemuda dari berbagai desa pesisir yang memiliki potensi kelautan tinggi. Mereka dibekali keterampilan mengolah ikan menjadi berbagai produk bernilai tambah seperti nugget, bakso, siomay, dan makanan olahan lainnya.

Dalam arahannya, Mindriyati Astiningshi  Laka Lena sapaan akrab Asti menekankan bahwa penanganan stunting dan kemiskinan di NTT tidak bisa dilepaskan dari potensi ikan yang melimpah di wilayah kepulauan ini.

Daerah kita kaya dengan ikan. Ini sumber protein murah dan bergizi tinggi. Kalau dimanfaatkan dengan baik, bisa menekan angka stunting sekaligus membuka peluang ekonomi,” ujarnya di hadapan peserta.

Menurutnya, persoalan gizi anak seringkali bukan karena tidak ada bahan pangan, tetapi karena kurangnya kreativitas orang tua dalam mengolahnya. Ia mendorong para ibu untuk berani mencoba berbagai variasi menu ikan dengan memanfaatkan teknologi digital.

Sekarang resep itu tinggal searching saja di YouTube atau TikTok. Banyak yang sederhana dan mudah ditiru. Anak-anak juga tidak akan bosan makan ikan kalau disajikan dengan menarik,” kata Asti disambut tawa para peserta.

Dalam suasana penuh keakraban, Asti juga menegaskan pentingnya kemandirian ekonomi perempuan sebagai kunci kesejahteraan keluarga.

Kalau mama-mama berdaya, punya penghasilan sendiri, kita lebih kuat dan kecil kemungkinan jadi korban kekerasan rumah tangga. Perempuan harus saling mendukung, bukan saling menjatuhkan,” pesannya tegas.

Ia juga mengingatkan agar setiap produk olahan ikan yang dihasilkan dilengkapi dengan label dan tanggal kedaluwarsa. Hal ini penting agar produk lokal NTT bisa bersaing di pasar nasional dan internasional.

Masih banyak produk kita yang belum mencantumkan expired date. Padahal itu penting sekali kalau mau dijual keluar daerah, apalagi ekspor,” ujarnya.

Asti mendorong peserta pelatihan agar tidak berhenti setelah pelatihan selesai. Ia mengajak mereka untuk membentuk kelompok usaha baru dan memanfaatkan bantuan peralatan seperti cooler box, mesin vakum, dan plastik kemasan dari Dinas Kelautan dan Perikanan NTT.

Selain itu, ia menyinggung peluang kerja sama dengan program Dapur MBG dan kantin sekolah untuk menyuplai lauk olahan ikan.

 “Anak-anak TK dan SD suka makanan olahan seperti nugget atau bakso ikan. Ini peluang besar untuk mama-mama di desa. Jangan ragu kerja sama dengan desa atau kecamatan,” ujar Asti.

Dalam kesempatan itu, Asti juga menyoroti pentingnya kesadaran gizi sejak dini, termasuk peran ayah dalam memastikan prioritas makanan di rumah.

Kalau di rumah ada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita mereka yang harus makan duluan. Bapak-bapak terakhir. Itu tanda cinta yang sesungguhnya,” katanya yang disambut tepuk tangan peserta.

Ia menambahkan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak remaja, melalui pemberian tablet tambah darah dan kebiasaan rutin ke posyandu remaja.

Delapan puluh persen perkembangan otak anak terjadi di seribu hari pertama kehidupannya. Jadi mulai dari masa hamil sampai anak berumur dua tahun, perhatikan benar asupan gizinya,” pesannya.

Asti berharap pelatihan ini tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi benar-benar melahirkan pelaku usaha baru di sektor kelautan dan perikanan.

Saya ingin mama-mama semua jadi pengusaha baru. Mulai dari rumah, dari dapur, dari ikan tapi berdampak besar bagi ekonomi dan masa depan anak-anak NTT,” tutupnya.

Acara ditutup dengan penyerahan simbolis bantuan peralatan pengolahan ikan berupa cooler box, chest freezer, mesin vakum, dan plastik kemasan dari Dinas Kelautan dan Perikanan NTT kepada kelompok peserta.


Editor: Ocep Purek 






TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.