Dari Mimbar ke Pasar: Gubernur NTT Melki Ajak PGPI Wujudkan Gereja Produktif
![]() |
Gubernur NTT Melki Laka Lena membuka secara resmi Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) Persatuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Provinsi NTT. Foto: Ocep Purek |
Kegiatan ini dihadiri Ketua Umum PGPI Pdt. Dr. Jason Balom Papueng, M.Th, para pimpinan gereja anggota PGPI se-NTT, panitia penyelenggara, dan ratusan peserta dari 17 sinode anggota.
Dalam sambutannya, Pdt. Dr. Jason Balom Papueng, M.Th, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Gubernur Melki Laka Lena yang menurutnya menjadi bentuk nyata dukungan pemerintah daerah terhadap kehidupan beragama di NTT.
“Kami sangat bersyukur atas kehadiran Bapak Gubernur di tengah-tengah kami. Beliau bukan hanya pemimpin pemerintahan, tetapi juga sosok yang peduli akan kerohanian dan kebersamaan umat,” ujar Pdt. Jason.
Ia menjelaskan, PGPI saat ini menaungi 96 sinode di seluruh Indonesia dan akan bertambah menjadi 104 sinode usai Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 15–17 Oktober 2025 di Jakarta. Dalam Rakernas tersebut, PGPI akan diresmikan langsung oleh Presiden RI di Istana Negara dan ditutup oleh Menteri Agama RI.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa PGPI sebagai salah satu dari tujuh aras nasional yang diakui pemerintah, terus memperjuangkan legalitas rumah ibadah dan hak beribadah bagi umat Pentakosta di seluruh Indonesia.
“Sekitar 80 persen gereja Pentakosta di Indonesia belum memiliki izin resmi, bukan karena tidak mau mengurus, tapi karena proses perizinannya sulit. Karena itu kami terus berjuang agar gereja-gereja ini bisa berdiri dengan sah dan aman,” tegasnya.
Pdt. Jason juga menyampaikan bahwa hubungan erat antara gembala dan jemaat di gereja-gereja Pentakosta menjadi kekuatan unik dalam membangun iman umat. Ia bahkan menilai Gubernur Melki sebagai figur pemimpin yang layak dicontoh di seluruh Indonesia.
“Kami perlu pemimpin seperti Bapak Gubernur ini yang punya hati untuk Tuhan dan umat. Saya akan sampaikan hal ini bukan hanya di sini, tapi juga di depan Presiden. Karena kepemimpinan seperti inilah yang membawa berkat bagi bangsa,” ungkapnya disambut tepuk tangan peserta.
Dalam sambutannya, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengaku kehadirannya di acara tersebut adalah bagian dari penyertaan Tuhan.
“Saya jujur tidak tahu apa yang menggerakkan saya untuk datang ke sini. Ada kekuatan yang menuntun saya sehingga saya hadir di tempat ini. Saya percaya ini karunia Tuhan,” ujar Melki dengan nada reflektif.
Ia kemudian mengutip Filipi 2:2 sebagai pesan utama dalam Musprovlub ini: “Hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, dan satu tujuan.”
Menurutnya, semangat itu sejalan dengan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang menjadi dasar kebangsaan Indonesia, sekaligus cerminan persatuan dalam tubuh Kristus.
Melki menegaskan bahwa Musprovlub PGPI menjadi momentum penting untuk memperkuat tata kelola pelayanan, memperkokoh persatuan antar-gereja anggota, dan memperdalam ketaatan kepada Tuhan lewat pelayanan yang tertib dan bertanggung jawab.
“Musyawarah ini adalah upaya memperkuat tata kelola pelayanan agar jemaat bisa menikmati indahnya bergereja. PGPI harus menjadi simbol persatuan tubuh Kristus yang menghadirkan kasih, damai sejahtera, dan pengharapan,” tegasnya.
Dalam bagian lain sambutannya, Melki mengaitkan nilai spiritualitas dengan tanggung jawab sosial-ekonomi. Ia mengajak PGPI berperan aktif dalam program “Gerakan Beli NTT” dan “One Village One Product (OVOP)” yang sedang digalakkan pemerintah provinsi.
“Kami mendorong agar setiap gereja punya produk unggulan. Misalnya, satu gereja satu produk One Church One Product. Umat bisa menanam, mengolah, dan menjual hasilnya sendiri. Gereja bukan hanya tempat ibadah, tapi juga ruang pemberdayaan,” jelasnya.
Melki juga menyinggung rencana pembentukan “PGPI Mart” sebagai wadah bagi produk-produk hasil jemaat dan gereja-gereja anggota PGPI NTT.
“Kalau gereja kita bisa menghasilkan produk, lalu dijual di PGPI Mart, itu bukan hanya memberdayakan ekonomi umat, tapi juga memperkuat kasih dan kebersamaan dalam gereja,” tambahnya.
Gubernur Melki berharap PGPI dan seluruh sinode anggotanya menjadi mitra aktif pemerintah dalam melaksanakan program-program pembangunan, termasuk bidang pangan bergizi, perumahan, dan sertifikasi rumah ibadah.
“Kami ingin PGPI terus menjadi bagian dari solusi pembangunan NTT baik dalam kehidupan spiritual, sosial, maupun ekonomi. Gereja yang kuat akan melahirkan masyarakat yang tangguh dan penuh kasih,” tutup Gubernur Melki.
Acara kemudian dilanjutkan dengan doa bersama dan pembukaan resmi Musprovlub PGPI NTT oleh Gubernur Melki Laka Lena.
Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musprovlub) PGPI NTT tahun 2025 ini menjadi ajang konsolidasi rohani dan organisatoris bagi 17 gereja anggota. Selain memilih pengurus baru, kegiatan ini juga meneguhkan komitmen gereja-gereja Pentakosta di NTT untuk memperkuat pelayanan dan menjadi mitra pemerintah dalam membangun provinsi yang berlandaskan iman, kasih, dan karya nyata.
Editor: Ocep Purek