News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Gaduh Itu Perlu, Asalkan Tak Lupa Bercermin pada Diri dan Data

Gaduh Itu Perlu, Asalkan Tak Lupa Bercermin pada Diri dan Data

Penulis: Sam Harly Babys
NTTpride.com - Ibarat seorang penjual ember keliling, ketika dia mau menguji kualitas dagangannya maka dia harus membunyikan barang jualannya itu dengan cara membenturkan keduanya. Cara ini tentunya akan menghasilkan bunyi yang dapat menarik perhatian orang, dan disaat itulah orang akan melihat dan mengetahui kualitas barang dagangannya. 

Hal ini tentu dilakukan oleh si penjual tanpa ragu - ragu, karena dia tahu persis kualitas barang dagangannya. Mulai dari bahan yang dipakai dalam memproduksi barang jualannya bahkan sampai dengan cara pembuatannya. Inilah analogi yang coba penulis jelaskan secara singkat tentang bagaimana "gaduh" itu perlu diciptakan.

Lantas, adakah "gaduh" lain yang membuat penulis merasa terusik? Tentunya Ya, karena tulisan ini mau menggambarkan keadaan Provinsi Nusa Tenggara Timur dibawah komando Gubernur bapak Emanuel Melkiades Laka Lena dan Wakil Gubernur bapak Irjen Pol (purn) Johni Asadoma, yang saat ini kepemimpinan mereka mereka disorot tajam dan mendapat kritikan dari berbagai kalangan. Sebuah kewajaran adanya pro dan kontra disetiap kebijakan, gaya kepemimpinan serta pencapaian yang dilakukan oleh seorang pemimpin. 

Tidak ada yang salah dengan kritikan-kritikan yang "digaduhkan". Untuk kasus di NTT, saya berani pastikan bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur adalah dua sosok yang sangat terbuka, mereka bukan type pemimpin yang anti terhadap kritikan. Bagi mereka kritik adalah sebuah kewajaran sekaligus rambu terhadap kinerja mereka. Tetapi kita juga harus fair dalam mengkritik. Jangan hanya berlandaskan suka atau tidak suka terhadap objek yang dikritik. Sangat bijaksana apabila kritikan yang disampaikan berdasarkan data valid yang didapat dari lembaga berwenang, bukan data yang didapat dari hasil mimpi semalam.

Sungguh menarik perhatian saya, tatkala membaca sebuah opini berjudul NTT Bangkit : Antara Data, Realita dan Narasi Yang Terlalu Cepat Putus Asa (Tanggapan Atas Tulisan Munir Sara Berjudul "Melki Laka Lena dan Ilusi NTT Bangkit") yang ditulis oleh Awaludin Maurol di Media radarntt.net beberapa hari silam.

Awaludin dengan gamblang dan lugas menyertakan data akurat yang menggambarkan hasil sementara (8 bulan) kinerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTT saat ini. Dijelaskan dalam opini tersebut bahwa data yang didapat bersumber diantaranya dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik, lembaga yang berwenang mengeluarkan data rinci terhadap perkembangan sebuah daerah. 

 Sekadar mengangkat kembali tulisan dari Awaludin, dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di NTT pada triwulan II tahun 2025 sebesar 5,44%, dimana angka ini lebih tinggi dari rata - rata nasional. Begitupula dengan ekspor barang dan jasa melonjak naik sebesar 39,89%.

Begitupula pada sektor penyedia akomodasi dan makan minum tumbuh sebesar 21,55%. Data yang disajikan oleh Awaludin dalam tulisannya ini sangat tidak mungkin terbantahkan, karena sumbernya jelas dan akurat. 

 Lantas bagaimana dengan asumsi dari sang penulis opini "Melki Laka Lena dan Ilusi NTT Bangkit" (Munir Sara) yang mengatakan bahwa daya beli masyarakat saat ini mengalami penurunan, yang mana dasar pemikirannya karena toko dan pasar semakin sepi dari pengunjung. 

Sebagai penulis, saya mau katakan bahwa pola jual beli masyarakat saat ini sudah mengalami pergeseran yang cukup besar. Sebagian besar masyarakat saat ini lebih memilih menggunakan jasa belanja secara online karena dianggap lebih efisien. Walaupun ditengah kesibukan yang begitu tinggi, seseorang dapat berbelanja secara mudah. Fisik tidak kelihatan tetapi perputaran uang tetap bergeliat positif. Data membuktikan bahwa pengguna jasa internet secara nasional melonjak ke angka 229,42 juta jiwa pada tahun 2025 ini. Hal ini tentunya sejalan dengan program pemerintah yang terus mendorong digitalisasi UMKM.

 Seharusnya kita bersyukur, ditengah kebijakan efisiensi anggaran dan setiap daerah diharuskan untuk lebih mandiri, Gubernur dan Wakil Gubernur melalui berbagai program yang sedang dikerjakan tetap membawa angin segar dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat baik. Sebuah keyakinan besar bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini masih bisa merangkak naik apabila kita sebagai masyarakat mau menjalankan berbagai program yang ditawarkan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur. 

Tentunya selain harus menyertakan data, ada hal penting yang harus kita perhatikan disaat kita hendak mengkritik. Sejatinya kita harus terlebih dahulu mengintrospeksi diri, apakah sebagai masyarakat kita sudah menjalankan seruan pemerintah melalui program - program yang ditawarkan? Penulis mengambil sebuah contoh kecil; Program Gerakan Beli NTT. 

Sebuah program yang digagas oleh bapak Gubernur dan Wakil Gubernur, dimana masyarakat diminta untuk menggunakan dan mengkonsumsi produk asli Nusa Tenggara Timur. Pertanyaan sederhana, kita sudah mendukung program yang sangat mulia ini? sedikit gambaran coba penulis sajikan sebagai berikut :

1. Seperti diketahui bahwa sebagian besar masyarakat NTT gemar minum kopi dan teh. Tetapi fakta yang terjadi bahwa sebagian besar masyarakat masih mengkonsumsi kopi yang didatangkan dari luar, padahal NTT sendiri adalah salah satu Provinsi penghasil kopi terbaik di dunia. Begitu pula dengan Teh, hampir tidak kelihatan suguhan teh lokal NTT pada saat kita bertamu ke rumah orang, padahal kita memiliki Teh Kelor dengan cita rasa yang luar biasa.

2. Selain kopi dan teh, NTT juga memiliki produk lain yang sering dikonsumsi dan bahkan digemari oleh masyarakat NTT, yakni kecap. Tetapi hampir tidak terlihat di rumah makan, warung atau bahkan di toko - toko yang menyajikan dan menjual kecap lokal NTT. Adalah kecap dengan merk MALADA yang sudah berproduksi kurang lebih 8 tahun di NTT, tetapi kita masih lebih tertarik dengan kecap yang datang dari pulau Jawa.

3. Begitupula dengan Garam. Setiap tahun triliunan rupiah keluar ke pulau Jawa hanya untuk mendatangkan garam. Padahal kita di NTT memiliki kualitas garam yang sangat luar biasa, bukan saja garam konsumsi tetapi juga tentunya garam industri.

4. Pinang. Makanan ini begitu digemari oleh sebagian besar masyarakat NTT. Tua/Muda, Laki - Laki dan Perempuan begitu menggemari sepatnya buah ini. Tetapi siapa sangka, kurang lebih 1 triliun rupiah menguap dari Provinsi NTT ke Provinsi luar hanya untuk mendatangkan pinang. Padahal sejatinya pinang merupakan salah satu tanaman endemik yang dapat tumbuh dengan gampangnya di sebagian besar wilayah NTT.

5. Ada juga tenunan NTT yang begitu indah. Tetapi masyarakat NTT seakan sudah terhipnotis dengan batik yang juga didatangkan dari luar bumi Flobamorata. Untunglah ada kebijakan Gubernur yang mengharuskan ASN lingkup Pemerintah Provinsi untuk menggunakan motif NTT pada setiap hari Kamis dan Jumat.

 Seruan Gerakan Beli NTT tentunya sudah terlebih dahulu dijalankan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur saat ini. Pangan lokal selalu terhidang di meja kerja kedua pemimpin kita. Setiap tamu yang datang pasti disuguhi pangan lokal khas NTT. Pun demikian dengan busana yang selalu dikenakan oleh keduanya, selalu dibalut indahnya motif dari berbagai daerah di NTT.

 Ada Sebuah momen menarik terlihat beberapa hari silam tatkala Indonesia memperingati Hari Batik Nasional, disaat seluruh ASN dan karyawan swasta dibelahan penjuru tanah air mengharuskan untuk menggunakan batik, ASN pada kantor Gubernur terlihat beda dengan balutan tenun khas Nusa Tenggara Timur. Inilah bukti kecintaan bapak Gubernur dan Wakil Gubernur terhadap hasil karya perempuan Nusa Tenggara Timur.

Sebenarnya masih banyak produk asli Nusa Tenggara Timur yang kualitasnya tidak kalah bersaing yang belum kita manfaatkan. Sangat disayangkan, ketika dunia luar begitu tertarik dengan produk NTT, kita malah sibuk menggunakan produk luar daerah. 

Sebagai penulis, saya sangat optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur bisa lebih tinggi dari sekarang, apabila kita lebih mencintai hasil karya daerah sendiri, karena perputaran uang tidak keluar dari Nusa Tenggara Timur. 

 Dengan masa kepemimpinan Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru menginjak delapan bulan, mari kita satukan tekad dalam seruan Ayo Bangun NTT demi kemajuan Provinsi tercinta.

Diakhir tulisan ini, penulis mau katakan; Silahkan kita gaduh, silahkan kita berkritik, asalkan dengan data yang tepat, akurat dan tentunya terlebih dahulu mengintrospeksi diri kita masing - masing.


Penulis: Sam Harly Babys

TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.