Gandeng Kementerian UMKM, Gubernur Melki Dorong NTT Mart Jadi Motor Kemandirian Ekonomi Lokal
![]() |
| Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Menteri UMKM RI Maman Abdurahman melihat produk NTT di NTT Mart. Foto: Ocep Purek |
Kunjungan itu bukan sekadar agenda seremonial, melainkan bentuk nyata sinergi pusat dan daerah dalam membangun ekosistem ekonomi berbasis produk lokal.
Dalam kunjungannya, Menteri UMKM Maman Abdurrahman menegaskan bahwa Kementerian UMKM berkomitmen memperkuat kapasitas pelaku usaha lokal di NTT, terutama dalam hal sertifikasi BPOM, sertifikasi halal, dan akses pasar nasional.
“Kami akan dukung dari sisi program, termasuk sertifikasi dan peningkatan daya saing. BPOM, halal, dan program pendampingan lainnya akan kita sinergikan. Tantangan terbesar pelaku UMKM hari ini adalah pemasaran produk, dan kami siap bantu agar produk NTT bisa menembus pasar dalam dan luar daerah,” ujar Maman.
Maman mengajak masyarakat NTT untuk membiasakan diri berbelanja di NTT Mart sebagai wujud dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.
“Mari mulai budayakan belanja di NTT Mart. Barang-barangnya mungkin belum lengkap sekarang, tapi seiring waktu akan berkembang. Kalau kita dukung produk lokal NTT, pasti ekonomi masyarakat juga tumbuh,” tambahnya.
Menurut Maman, NTT Mart adalah model nyata hilirisasi ekonomi rakyat yang bisa memperkuat rantai pasok produk lokal di seluruh wilayah.
“Program ini luar biasa. Hari ini baru satu NTT Mart berdiri, tapi Gubernur Melki sudah berkomitmen membangun di seluruh kabupaten dan kota. Ini bukan sekadar toko, tapi gerakan ekonomi baru dari timur Indonesia,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Maman juga memuji langkah Gubernur Melki Laka Lena yang berhasil menata ulang manajemen Bank NTT, sehingga lembaga tersebut dapat kembali menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) setelah tiga tahun terhenti akibat tingginya rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan).
“Beliau luar biasa. Bank NTT yang sebelumnya tidak bisa menyalurkan KUR karena NPL tinggi, kini mulai pulih. Tahun depan, Bank NTT sudah bisa kembali menyalurkan KUR bagi pelaku usaha mikro dan menengah di NTT,” jelas Maman.
Sementara itu, Gubernur Melki Laka Lena menegaskan bahwa NTT Mart bukan sekadar toko, melainkan simbol gerakan kolektif membangun ekonomi lokal berbasis gotong royong antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
“NTT Mart ini milik kita bersama. Ada yang dikelola pemerintah, ada juga kerja sama dengan masyarakat dan pelaku usaha. Saya sudah instruksikan semua OPD bergantian berbelanja di NTT Mart agar perputaran ekonomi tetap hidup,” ujar Melki.
Ia juga mencontohkan nilai tambah produk lokal yang bisa meningkat tajam jika dikelola dengan baik.
“Kopi yang dijual mentah harganya hanya Rp150 ribu per kilogram, tapi kalau sudah diolah dan dikemas, nilainya bisa mencapai Rp700 ribu–Rp800 ribu. Ini contoh konkret bagaimana hilirisasi bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.
Melki menambahkan, Pemprov NTT telah menyiapkan konsep dapur NTT yang akan menampung produk olahan dari sekolah-sekolah dan kelompok usaha masyarakat, yang kemudian dipasarkan melalui jaringan NTT Mart.
“Kami ingin semua produk lokal punya rumahnya sendiri di NTT Mart. Pemerintah mulai dulu, nanti swasta dan masyarakat yang melanjutkan,” tegasnya.
Gubernur Melki mengungkapkan bahwa saat ini NTT Mart telah hadir di Bandara El Tari Kupang dan Labuan Bajo, dan akan segera dibangun di 22 kabupaten/kota di seluruh provinsi.
Langkah ini sejalan dengan visi besar Pemerintah Provinsi NTT untuk memperkuat rantai pasok produk daerah, memperluas akses pasar, dan menumbuhkan budaya bangga menggunakan produk lokal.
“Kita mulai dari Kupang dan Labuan Bajo, dan akan kita bangun di seluruh NTT. Tujuannya agar ekonomi rakyat benar-benar tumbuh dari bawah,” pungkas Melki.
Kunjungan Menteri Maman dan Gubernur Melki ke NTT Mart menjadi simbol kebangkitan ekonomi rakyat NTT. Keduanya sepakat bahwa masa depan ekonomi NTT tidak lagi bergantung pada ekspor bahan mentah, tetapi pada kemampuan masyarakat mengolah, memasarkan, dan mencintai produk daerah sendiri.
“Kalau rakyat NTT beli produk NTT, maka ekonomi NTT akan tumbuh. Ini bukan sekadar belanja, tapi bentuk cinta pada tanah sendiri,” tutup Menteri Maman dengan senyum optimis.
Editor: Ocep Purek
