News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Gubernur MLL Kukuhkan Bunda Literasi NTT dan Targetkan Pergub Belajar Masyarakat Terbit Desember

Gubernur MLL Kukuhkan Bunda Literasi NTT dan Targetkan Pergub Belajar Masyarakat Terbit Desember

Gubernur Melki Laka Lena kuhkukan Bunda Literasi NTT Nyonya Midriyanti Asti Ningsih Laka Lena. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTPride.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memperkuat komitmen menghidupkan budaya literasi di seluruh wilayah NTT melalui regulasi baru dan pemberdayaan masyarakat. 

Komitmen tersebut ditegaskan Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena saat membuka Festival Literasi NTT dan mengukuhkan Bunda Literasi NTT, Midriyanti Asti Ningsih Laka Lena, di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT, Kamis (11/12/2025).

Festival tersebut berlangsung selama tiga hari, 11–13 Desember 2025, mengusung tema “Membaca, Berdaya dan Sejahtera dengan Literasi dalam Menghadapi Tantangan di Era Digital.”

Dalam sambutannya, Gubernur Melki menyampaikan bahwa Pemprov sedang menyelesaikan Peraturan Gubernur tentang Belajar Masyarakat yang ditargetkan tuntas Desember 2025 dan mulai diluncurkan pada Januari 2026. 

Regulasi tersebut akan mewajibkan sekolah dari PAUD, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi menyediakan waktu khusus setiap hari untuk membaca, berdialog, atau kegiatan literasi lain.

Anak-anak akan diberikan waktu tertentu setiap hari agar mereka dipaksa, didorong, dan difasilitasi untuk membaca. Ini langkah kita membangkitkan ulang budaya literasi di NTT,” tegas Gubernur.

Melki menegaskan bahwa literasi bukan hanya urusan sekolah atau perpustakaan, tetapi menjadi kultur bersama yang harus dihidupkan kembali oleh keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar.

Gubernur menyebut era digital saat ini merupakan “musim hujan” bagi budaya literasi karena media sosial telah mengambil porsi besar dalam kehidupan masyarakat.

Daya ingat kita makin pendek karena terlalu sering bermain handphone. Lima sampai sepuluh menit saja, banyak yang lupa apa yang barusan dibaca. Medsos mengumpulkan data kita, tapi menumpulkan ingatan manusia,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa banyak penelitian menunjukkan anak-anak dan orang dewasa yang terlalu bergantung pada gawai mengalami penurunan kemampuan mengingat serta kesulitan mempertahankan fokus. Karena itu, literasi buku fisik tetap harus dihidupkan sebagai media pembelajaran yang paling efektif.

Menurut Gubernur, literasi pertama-tama harus ditanamkan dari rumah.

Baca apa saja buku, koran, majalah, kitab suci. Keluarga adalah markas literasi yang utama. Perpustakaan hanya salah satu tempat di mana budaya literasi itu tumbuh,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa kebiasaan membaca membuka wawasan, melatih logika, memperkuat kemampuan berdiskusi, dan menyebabkan seseorang bisa memahami banyak hal dengan lebih baik.

Saya menjadi seperti sekarang, termasuk menjadi Gubernur, karena suka membaca dan berdiskusi. Pemimpin yang banyak membaca biasanya mengambil kebijakan lebih terukur dan berdampak,” tambahnya.

Kepada Bunda Literasi yang baru dikukuhkan, Gubernur memberikan target khusus untuk menjaga semangat gerakan literasi di NTT.

Minimal satu minggu satu buku. Tipis dulu tidak apa-apa. Yang penting membaca,” ujarnya.

Ia meminta Dinas Kearsipan dan Perpustakaan menghidupkan kegiatan literasi secara rutin setiap bulan untuk anak, remaja, dan keluarga. Selain itu, forum Taman Baca Masyarakat (TBM), kelompok literasi tingkat RT, dan perpustakaan desa diminta kembali diaktifkan.

Kalau pos bantuan hukum bisa hidup di desa, maka perpustakaan desa juga harus diaktifkan. Budaya baca harus tumbuh dari akar,” katanya.

Di bagian lain, Gubernur Melki menyinggung kondisi ekonomi daerah yang masih bergantung pada pasokan luar NTT, menyebabkan defisit perdagangan yang besar.

Ia mencontohkan pengalamannya pagi tadi saat melakukan panen tomat di SMA 1 Amarasi bersama pimpinan OPD terkait. Menurutnya, masyarakat harus mulai membangun kebiasaan memproduksi sendiri kebutuhan sehari-hari.

APBD provinsi dan kabupaten/kota di NTT sekitar Rp33–35 triliun per tahun. Tetapi banyak barang pokok masih dibeli dari luar. Kita defisit besar. Bahkan pinang saja, kita beli sampai hampir satu triliun per tahun dari luar NTT,” ujarnya.

Untuk itu, Gubernur mengajak masyarakat menjalankan pola produksi terintegrasi: Tanam-Panen-Olah-Kemas-Jual, atau disingkat TAPOKJUL.

Kalau bisa tanam sendiri, panen sendiri, olah, kemas, dan jual sendiri, maka uang akan berputar di NTT. Itu kuncinya,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa pemerintah, TNI, Polri, dan masyarakat harus berkolaborasi membangun ekosistem produksi agar ekonomi daerah semakin mandiri.

Gubernur juga menyampaikan bahwa tahun depan Pemprov akan menuntaskan penetapan pimpinan definitif di berbagai OPD, termasuk di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan yang saat ini masih dijabat Pelaksana Harian (PLH).

Tahun depan sudah ada kejelasan soal struktur dan jabatan di tempat ini. Kita akan lihat secara objektif dan memastikan pelayanan berjalan baik,” tegasnya.

Menutup sambutannya, Gubernur kembali menegaskan pentingnya budaya membaca sebagai fondasi pembangunan sumber daya manusia NTT.

Hanya melalui membaca kita bisa memahami lingkungan kita dengan baik, dan hanya melalui membaca kita bisa memberi kontribusi bagi keluarga, sekolah, dan masyarakat,” ujarnya.

Gubernur juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam Festival Literasi NTT dan berharap kegiatan tersebut menjadi momentum membangkitkan kembali minat baca masyarakat Nusa Tenggara Timur.


Editor: Ocep Purek 

TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.