News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Air Adalah Hidup: Gubernur Melki dan Retno Marsudi Bahas Harapan NTT di Tengah Krisis Global

Air Adalah Hidup: Gubernur Melki dan Retno Marsudi Bahas Harapan NTT di Tengah Krisis Global

Gubernur NTT, Melki Laka Lena dan utusan khusus PBB Retno Lestari Priansari Marsudi. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTPRIDE.com— Dalam suasana hangat dan penuh kekeluargaan, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena menjamu Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Air, Retno Lestari Priansari Marsudi, dalam makan malam bersama di Rumah Jabatan Gubernur, Senin (14/7/2025) malam.

Jamuan ini menjadi momen penting untuk membuka ruang kolaborasi antara pemerintah daerah dan komunitas global dalam mengatasi tantangan besar yang dihadapi NTT, terutama krisis air bersih dan dampaknya terhadap kesehatan, ketahanan pangan, serta kemiskinan ekstrem.

Turut hadir dalam pertemuan ini Wakil Gubernur Johni Asadoma, para Staf Ahli Gubernur, dan seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov NTT.

Dalam sambutannya, Gubernur Melki mengungkapkan rasa hormat dan apresiasinya atas kehadiran Retno Marsudi di Kupang. Ia menyampaikan bahwa kehadiran mantan Menteri Luar Negeri RI yang kini menjadi pejabat PBB adalah momentum berharga yang tidak boleh disia-siakan.

Saya tahu waktu beliau sangat terbatas, bahkan beliau masih ada agenda Zoom dengan Amerika malam ini. Tapi saya pikir akan rugi sekali kalau beliau datang ke NTT tanpa sempat berbagi pemikiran dan pengalaman,” kata Gubernur Melki.

Ia berharap pertemuan ini menjadi awal dari kerja sama konkret untuk menjadikan NTT sebagai model dalam pengelolaan air yang berkelanjutan, mengingat posisi strategis provinsi ini yang berbatasan langsung dengan negara lain seperti Timor Leste dan Australia.

Dalam kesempatan yang sama, Retno Marsudi menyampaikan bahwa saat ini dunia tengah menghadapi krisis air yang sangat serius. Seperempat penduduk dunia, katanya, mengalami kesulitan akses terhadap air bersih. 

Bahkan, setiap hari lebih dari 1.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal akibat diare yang disebabkan oleh buruknya sanitasi dan air minum yang tidak layak.

Air itu hidup. Dan kita sering lupa bahwa kita sedang menghadapi krisis global. Krisis yang bisa memicu konflik, migrasi, bahkan perang antarnegara,” ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa kehadirannya di NTT bukan hanya sebagai kunjungan biasa, tetapi untuk meninjau langsung potensi dan tantangan daerah, serta merancang strategi kolaboratif untuk menghadapi krisis air secara berkelanjutan.

Retno juga menyinggung kunjungannya ke Desa Camplong, sebuah wilayah tandus yang kini berhasil mengelola air secara inovatif dengan teknologi sederhana seperti lubang resapan. 

Teknologi ini, katanya, memungkinkan warga menanam jagung dan sayuran meskipun dalam kondisi kekeringan ekstrem.

Kami melihat bahwa perubahan besar bisa terjadi dari hal-hal kecil di desa. Dan inilah yang ingin kami bawa ke forum dunia, bahwa Indonesia termasuk NTT punya cerita yang bisa menginspirasi dunia,” ujar Retno.

Sebagai utusan khusus PBB, Retno Marsudi saat ini tengah mempersiapkan Konferensi Air Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan digelar pada Desember 2026. Ia menekankan pentingnya menceritakan pengalaman-pengalaman dari akar rumput ke forum global.

Kita tidak harus menunggu proyek besar. Yang penting adalah solusi yang nyata bagi masyarakat. Dan itu harus lahir dari kerja sama pemerintah, komunitas, swasta, semua harus terlibat,” tegasnya.

Retno juga menegaskan bahwa meskipun saat ini ia membawa amanah global, dirinya tetap orang Indonesia yang ingin membantu pemerintah dan daerah, khususnya dalam mendorong program prioritas nasional seperti ketahanan pangan, air, dan energi.

Jamuan makan malam ini tidak sekadar seremoni. Di balik suasana santai, terselip harapan besar: agar NTT, dengan segala keterbatasan dan tantangannya, bisa menjadi pionir dalam pengelolaan air berkelanjutan di tingkat lokal, nasional, bahkan global.

Sebagaimana diungkapkan Gubernur Melki, “Kita ingin agar NTT bisa mengoptimalkan semua potensinya, dan bisa menjadi contoh bagaimana kerja sama lintas sektor dan lintas negara bisa membawa perubahan nyata.”

Acara ditutup dengan makan malam bersama dan diskusi informal yang penuh keakraban. Sebuah malam yang bukan hanya tentang hidangan, tetapi tentang harapan dan langkah awal menuju masa depan yang lebih baik, dimulai dari air.


Editor: Ocep Purek 



TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.