News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Gubernur Melki Dorong Kolaborasi Kampus dan Daerah Tuntaskan Stunting dan Kemiskinan di NTT

Gubernur Melki Dorong Kolaborasi Kampus dan Daerah Tuntaskan Stunting dan Kemiskinan di NTT

Sambutan Gubernur NTT Melki Laka Lena Rapat Koordinasi Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat dan Gerakan NTT Tuntas Stunting dan Kemiskinan Tahun 2025. Foto: Ocep Purek 
Kupang, NTTPride.com — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena menyerukan semangat kolaborasi lintas sektor dalam menangani dua persoalan besar yang selama ini membelit provinsi kepulauan itu: stunting dan kemiskinan ekstrem. 

Seruan ini disampaikannya saat menutup sekaligus memberikan arahan dalam Rapat Koordinasi Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat dan Gerakan NTT Tuntas Stunting dan Kemiskinan Tahun 2025 di Hotel Harper, Kupang, Senin (14/7/2025).

Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Direktur Penelitian Kemendikbudristek Prof. I Ketut Adyana, M.Si., Ph.D., Kepala LLDIKTI Wilayah XV Prof. Dr. Adrianus Amheka, para pimpinan perguruan tinggi di NTT, pimpinan BUMN dan bank, serta jajaran pemerintah kabupaten, termasuk Wakil Bupati Sumba Barat Daya dan Bupati Manggarai Timur.

Momentum ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama antara LLDIKTI Wilayah XV dengan Pemerintah Daerah Sumba Barat Daya, Manggarai Timur, dan Timor Tengah Selatan untuk pelaksanaan Program KPT Kosabangsa dan KKN Tematik "GENTASKIN" (Gerakan Tuntas Stunting dan Kemiskinan Ekstrem).

Ilmu dari Kampus Harus Menyapa Desa

Dalam sambutannya, Gubernur Melki menekankan pentingnya kehadiran perguruan tinggi dalam menjembatani ruang kelas dengan realitas kehidupan masyarakat desa. 

Ilmu harus menjadi akar yang menyatu dengan kehidupan masyarakat. Kampus hadir bukan hanya untuk mengajar dan meneliti, tetapi juga untuk mengabdi dan mentransformasi masyarakat,” tegasnya.

Program KKN Tematik Gentaskin, kata Gubernur, menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang edukatif dan transformasional, khususnya dalam membangun kesadaran keluarga terhadap pentingnya gizi, kesehatan, dan produktivitas ekonomi.

Data Jadi Dasar, Kolaborasi Jadi Kunci

Mengacu pada data BPS dan Kemenkes, Gubernur menyampaikan bahwa tantangan NTT saat ini cukup kompleks. Angka kemiskinan mencapai 19,02%, kemiskinan ekstrem 2,82%, rata-rata lama sekolah baru 8,02 tahun, dan prevalensi stunting masih di angka 37,0%.

"Di mana ada stunting tinggi, di situ kemiskinan ekstrem juga terjadi. Ini dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem tidak bisa hanya bergantung pada satu sektor. Kolaborasi yang melibatkan kampus, pemerintah, lembaga riset, BUMN, LSM, dan masyarakat luas menjadi kunci utama.

Karena itu, salah satu prioritas dalam Dasa Cita kami adalah Posyandu Tangguh, Masyarakat Sehat dan Bebas Stunting. Posyandu harus menjadi pos komando kesehatan dasar di desa,” ungkap Gubernur.

Potensi Ekonomi Lokal Harus Diberdayakan

Tak hanya bicara soal gizi dan pendidikan, Gubernur Melki juga menyoroti pentingnya penguatan ekonomi lokal sebagai jalan keluar dari kemiskinan. Ia mendorong kampus dan pemda untuk ikut memetakan potensi desa dan mengembangkan produk unggulan lokal.

"Bayangkan, hanya dari air mineral saja, kita bisa menyerap miliaran rupiah dari luar NTT setiap tahun. Padahal kita punya sumber daya untuk produksi sendiri. Maka ke depan, kita harus dorong satu desa satu produk. Bahkan lebih dari itu: one community, one product,” ujarnya penuh semangat.

Gubernur juga mengungkapkan bahwa Pemprov NTT tengah menyiapkan jaringan distribusi berbasis lokal bernama “NTT Mart”, yang akan menjadi etalase produk-produk asli NTT.

Harapan untuk Masa Depan

Menutup arahannya, Gubernur Melki menyampaikan harapan besar agar sinergi yang terbangun dalam forum ini tidak berhenti sebagai seremoni. Ia berharap program KPT Kosabangsa dan Gentaskin bisa menjadi model nasional dalam pengentasan stunting dan kemiskinan ekstrem berbasis kampus dan komunitas.

Semoga ini menjadi tonggak transformasi desa menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif. Mari kita jaga semangat kolaborasi ini agar NTT benar-benar maju, sehat, cerdas, sejahtera dan berkelanjutan,” tandasnya.

Dengan mengajak seluruh pihak untuk tidak hanya berpikir di ruang rapat, tetapi menyentuh langsung akar masalah di lapangan, Gubernur Melki menegaskan: “Mari kita bersinergi mengentaskan stunting dan kemiskinan ekstrem dari NTT. Ayo bangun NTT!”


Editor: Ocep Purek 





TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.