Momentum Emas Koperasi: Gubernur Melki Laka Lena Desak Kebangkitan Ekonomi Berbasis Rakyat
![]() |
Gubernur NTT, Melki Laka Lena menghadiri Seminar Nasional dalam rangka Puncak Peringatan Hari Koperasi ke-78 Tingkat Provinsi NTT. Foto: Ocep Purek |
Hal itu disampaikannya saat menghadiri Seminar Nasional dalam rangka Puncak Peringatan Hari Koperasi ke-78 Tingkat Provinsi NTT, Selasa (29/7/2025), yang berlangsung di Kompleks KSP Kopdit Solidaritas Sta. Maria Assumpta, Kota Kupang.
Mengusung tema “Koperasi Mandiri Membangun Ekonomi Nasional yang Berdaulat dan Menjadi Soko Guru Ekonomi Bangsa Berdasarkan Undang-Undang Dasar”, acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Sekretaris Jenderal Dewan Koperasi Indonesia Prof. Dr. Walid, Ketua Dekopinwil NTT Paulus Rantetadung, Wali Kota Kupang Christian Widodo, serta jajaran penggerak koperasi dari seluruh NTT.
“Kalau pidato Presiden Prabowo soal koperasi sangat kuat, kini tugas kita di daerah adalah mewujudkannya. Koperasi bukan sekadar lembaga keuangan, tapi demokrasi ekonomi itu sendiri. Ini momentum emas, jangan disia-siakan,” tegas Gubernur Melki.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menyampaikan bahwa NTT memiliki lebih dari 6.800 unit koperasi dengan 2,4 juta anggota nyaris 50% dari populasi penduduk NTT.
“Ini adalah kekuatan ekonomi rakyat yang harus dikonsolidasi, difasilitasi, dan diberi akses pasar. Koperasi bisa menjadi alat strategis untuk masuk ke industri, mengakses pendanaan, serta mendorong produk lokal masuk pasar nasional dan global,” ujarnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya penguatan koperasi berbasis komunitas melalui program One Community One Product, yang melengkapi inisiatif One Village One Product (OVOP) dan kampanye Beli NTT. Ia bahkan menginisiasi pembentukan NTT Mart pusat distribusi dan promosi produk lokal di seluruh kabupaten/kota.
Gubernur Melki juga menyampaikan bahwa Koperasi Merah Putih sebagai program prioritas nasional tengah dibentuk di seluruh desa dan kelurahan di NTT, dengan dua lokasi percontohan di Kabupaten Kupang dan Belu.
“Dengan lebih dari 3.137 desa dan 350 kelurahan, koperasi berbasis desa ini akan menjadi tulang punggung ekonomi kita. Tapi koperasi juga harus naik kelas: tidak sekadar simpan-pinjam, tapi juga produksi, olah, dan kemas sebelum jual,” jelasnya.
Ia mencontohkan perbedaan nilai kopi mentah dan kopi kemasan sebagai alasan pentingnya koperasi ikut dalam proses nilai tambah, agar keuntungan lebih banyak dinikmati oleh petani dan anggota koperasi sendiri.
Untuk menopang ekonomi lokal, Gubernur mendorong kehadiran NTT Mart di setiap kabupaten/kota, yang mengutamakan produk lokal dengan minimal 60% isi rak berasal dari NTT.
“Kita jangan hanya jadi pasar bagi produk luar. Kita juga harus jadi tuan rumah di negeri sendiri. Produk dari koperasi harus punya etalase di depan mata rakyat,” ucapnya.
Gubernur Melki menegaskan bahwa semangat koperasi bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang demokrasi ekonomi sebagaimana diamanatkan UUD 1945. Ia menyebut koperasi sebagai bentuk ekonomi bersama yang paling sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.
“Bukan PT, bukan CV, tapi koperasi itulah bentuk sejati demokrasi ekonomi Indonesia. Mari kita bangkitkan koperasi, bangun NTT dari desa, dari komunitas, dari rakyat,” pungkasnya.
Dirgahayu Koperasi Indonesia ke-78, Mari jadikan koperasi sebagai tulang punggung ekonomi rakyat dan fondasi kokoh menuju NTT Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera, dan Berkelanjutan.
Ketua Dekopinwil NTT, Paulus Rantetadung, menegaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan peringatan Hari Koperasi selama tiga tahun terakhir sepenuhnya didorong oleh semangat gotong royong gerakan koperasi di NTT.
“Kita rayakan koperasi dengan kunjungan sosial, seminar, pendidikan keuangan koperasi, dan gerak jalan sehat. Semua ini bukan hasil sponsor besar, tapi murni gotong royong. Inilah wajah sejati koperasi: bergerak dari, oleh, dan untuk masyarakat,” ungkap Paulus.
Ia juga melaporkan bahwa seminar nasional tahun ini menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan koperasi unggulan lokal, serta menargetkan peningkatan kapasitas 102 peserta dari berbagai koperasi di NTT.
Sekretaris Jenderal Dewan Koperasi Indonesia, Prof. Dr. Walid, memberikan apresiasi tinggi kepada insan koperasi NTT yang dinilainya solid dan konsisten membesarkan koperasi tanpa bermasalah.
“Di banyak tempat, koperasi besar tapi bermasalah. Tapi di NTT, koperasinya besar dan sehat. Ini jadi teladan nasional. Semangat kolaboratif ini yang harus dijaga,” tegas Prof. Walid.
Ia berharap agar NTT terus menjadi motor penggerak koperasi yang bersih, berintegritas, dan mampu membangun kemandirian ekonomi rakyat melalui inovasi dan partisipasi aktif anggota.
Editor: Ocep Purek