News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pengukuhan Tiga Guru Besar Undana, Gubernur Melki: Kepakaran Harus Jadi Solusi Nyata bagi Masyarakat

Pengukuhan Tiga Guru Besar Undana, Gubernur Melki: Kepakaran Harus Jadi Solusi Nyata bagi Masyarakat

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena, menghadiri Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Pengukuhan Tiga Guru Besar Universitas Nusa Cendana (Undana). Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTPRIDE.COM – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT)  Melki Laka Lena, menghadiri Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Pengukuhan Tiga Guru Besar Universitas Nusa Cendana (Undana) di Grha Cendana, Penfui, Kupang, Selasa (5/8/2025). 

Ini menjadi momen istimewa karena untuk pertama kalinya, baik Gubernur maupun Wakil Gubernur NTT hadir bersamaan dalam acara pengukuhan guru besar di Undana.

Pengukuhan ini menandai penambahan tiga profesor baru dalam bidang yang sangat relevan dengan isu strategis daerah: lingkungan, energi terbarukan, dan kebijakan publik.

Gubernur Melki Laka Lena dalam sambutannya mengucapkan selamat dan penghargaan tinggi kepada tiga guru besar yang dikukuhkan:

Prof. Dr. Drs. Hikmah, M.Pd. Guru Besar Teknik Lingkungan dan Penyehatan (FKIP), Prof. Dr. Ir. Arifin Sanusi, M.T. Guru Besar Energi Terbarukan (Fakultas Sains dan Teknik), Prof. Dr. Drs. Petrus Kase, M.Soc.Sc. Guru Besar Analisis Kebijakan Publik (FISIP)

Pengukuhan Guru Besar bukan sekadar puncak karier akademik, tetapi peneguhan bahwa ilmu pengetahuan harus hadir untuk menjawab tantangan zaman dan kebutuhan nyata masyarakat,” tegas Gubernur Melki.

Ia menjabarkan secara rinci kontribusi dan pentingnya kepakaran ketiga profesor ini:

Prof. Hikmah dinilai strategis dalam memperkuat program edukasi lingkungan dan penyehatan masyarakat pesisir.

Prof. Arifin Sanusi diapresiasi atas inovasinya di bidang energi, termasuk desain turbin angin, teknologi surya, dan pemanfaatan limbah yang mendorong NTT menuju provinsi energi terbarukan.

Prof. Petrus Kase dipuji atas kontribusinya dalam perumusan kebijakan berbasis data yang menyentuh langsung masyarakat desa dan wilayah terpencil.

Tiga kepakaran ini lingkungan, energi terbarukan, dan kebijakan publik adalah fondasi untuk mewujudkan NTT yang maju, sehat, cerdas, sejahtera dan berkelanjutan,” ujar Gubernur.

Gubernur Melki menyebut Universitas Nusa Cendana sebagai mitra strategis Pemerintah Provinsi NTT dalam mewujudkan transformasi pembangunan daerah. Ia menyebut tiga agenda kolaboratif:

Penguatan SDM agar lulusan perguruan tinggi siap menghadapi tantangan lokal dan global, Riset terapan berbasis solusi, mulai dari desa hingga kota, Inovasi berkelanjutan yang dapat langsung diimplementasikan di lapangan.

Kita tidak boleh membiarkan ilmu pengetahuan berhenti di ruang kuliah atau jurnal ilmiah. Ia harus hadir di tengah masyarakat, memberi solusi nyata, dan membuka jalan bagi kemajuan,” seru Gubernur.

Ia menambahkan, pembangunan daerah tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Harus ada kolaborasi erat antara pemerintah, perguruan tinggi, dan sektor swasta (triple helix collaboration).

Gubernur Melki menutup sambutannya dengan harapan agar para guru besar terus berkarya dan menjadi teladan bagi generasi muda.

Semoga jabatan akademik tertinggi ini menjadi panggilan untuk semakin mengabdi, berkarya, dan meninggalkan warisan intelektual yang bermanfaat bagi generasi mendatang. Semoga Tuhan merestui segala karya kita. Ayo Bangun NTT!” pungkasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Nusa Cendana Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc. menekankan bahwa kehadiran dua pucuk pimpinan daerah dalam satu forum pengukuhan adalah peristiwa bersejarah dan menjadi penghargaan besar bagi institusi pendidikan tinggi tertua di NTT ini.

"Dalam sejarah pengukuhan guru besar yang sudah dilakukan sebanyak 38 kali, baru kali ini Gubernur dan Wakil Gubernur hadir bersama. Ini bukan hanya penghormatan bagi tiga guru besar yang kita kukuhkan hari ini, tetapi juga penghormatan bagi Undana sebagai institusi. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTT,” ujar Rektor Maxs.

Lebih lanjut, ia memaparkan posisi strategis Undana dalam pengembangan sumber daya manusia di Nusa Tenggara Timur:

Dari total 71 guru besar yang pernah dikukuhkan sejak Undana berdiri, sekitar 90 persen berasal dari Undana. Saat ini, 13 sudah memasuki purnabakti, 9 telah wafat, 1 pindah, dan dengan penambahan tiga guru besar hari ini, jumlah aktif menjadi 51 orang. Artinya, hanya sekitar 5 persen dosen Undana yang telah mencapai jabatan akademik tertinggi, ini menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi kita semua.

Rektor Maxs juga menyampaikan kabar baik terkait peningkatan kualitas institusi:

 “Dalam tiga tahun terakhir, jumlah guru besar meningkat secara signifikan berkat kerja keras individu dosen, dorongan pimpinan prodi, dan kolaborasi lintas unit. Kontribusi mereka juga berdampak nyata pada capaian institusi per 30 Maret 2025, Undana telah berhasil meraih akreditasi unggul. Ini adalah hasil kerja kolektif seluruh civitas akademika Undana,” ungkapnya.

Ia menutup sambutan dengan refleksi mendalam tentang peran guru besar dalam menjawab tantangan sosial di NTT:

 “Gelar profesor bukan akhir, melainkan awal dari pengabdian lebih besar bagi bangsa dan daerah. Guru besar adalah pilar kokoh universitas, teladan bagi generasi muda, dan solusi bagi setiap persoalan dari kemiskinan ekstrem, stunting, hingga permasalahan lingkungan dan kesehatan. Hari ini kita mengukuhkan harapan, bukan sekadar gelar,” tegasnya.


Editor: Ocep Purek 




TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.