News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Dari Amarasi, Gubernur Melki: Bangun Gereja di Keluarga, Kelola Lahan dengan Iman, Hidupkan Tiga Batu Tungku

Dari Amarasi, Gubernur Melki: Bangun Gereja di Keluarga, Kelola Lahan dengan Iman, Hidupkan Tiga Batu Tungku

Gubernur Melki bersama Ketua Sinode GMIT menandatangani prasasti Gedung Kebaktian Jemaat Lahai-Roi Oebifai. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTpride.com – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena menyerukan agar umat Kristiani di NTT tidak berhenti hanya pada pembangunan fisik rumah ibadah, tetapi juga menumbuhkan iman dan nilai kekeluargaan di dalam rumah masing-masing. 

Hal itu disampaikan Gubernur Melki saat menghadiri Pentahbisan Gedung Kebaktian Jemaat Lahai-Roi Oebifai, Desa Oenoni, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Minggu (26/10/2025).

Gubernur Melki didampingi Ketua Sinode GMIT, Kepala Badan Aset Provinsi NTT, dan Kepala Dinas Perhubungan NTT. 

Gubernur Melki bersama Ketua Sinode GMIT membuka selubung papan nama serta menandatangani prasasti gedung kebaktian tersebut.

Dalam sambutannya, Gubernur Melki Laka Lena mengapresiasi kerja keras seluruh panitia dan jemaat dalam menyelesaikan pembangunan rumah Tuhan tersebut.

Selama saya keliling di Amarasi, ini gereja yang paling bagus. Jangan dibandingkan dengan di kota Kupang, tapi untuk ukuran Amarasi ini luar biasa,” ujar Gubernur disambut tepuk tangan jemaat.

Ia menegaskan, keberhasilan pembangunan gereja ini bukan semata hasil kerja manusia, melainkan karena campur tangan Tuhan.

Sia-sialah usaha orang yang membangunnya kalau bukan Tuhan yang turut bekerja. Rumah ini bisa jadi karena iman, pengharapan, dan kasih,” tegas Melki.

Melki Laka Lena menekankan bahwa setelah memiliki gereja yang megah dan indah, tugas umat berikutnya adalah membangun “gereja” dalam keluarga masing-masing.

Kalau gereja bersama sudah sebagus ini, sekarang tantangan kita adalah membangun gereja di rumah dan di dalam diri kita. Gereja bukan hanya bangunan, tapi hidup kita sehari-hari,” ujarnya.

Ia menyebutkan, pemerintah provinsi tengah menyoroti kemerosotan nilai-nilai keluarga akibat pengaruh teknologi, terutama gawai.

Sekarang anak-anak lebih dekat dengan handphone daripada orang tua. Fungsi keluarga makin melemah, padahal keluarga adalah benteng pertama dan terakhir pembentukan karakter,” kata Melki.

Untuk itu, Pemprov NTT tengah menggagas gerakan “Tiga Batu Tungku”: tungku sekolah, tungku keluarga, dan tungku masyarakat.

Kita ingin setiap sore, pukul 17.30–19.00, orang tua dan anak duduk bersama di rumah, membaca, makan, dan berdoa. Mari kita hidupkan kembali nilai keluarga,” pesan Gubernur.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menyinggung pentingnya mengoptimalkan potensi ekonomi jemaat melalui pemanfaatan lahan-lahan tidur dan hasil bumi lokal.

Ia mencontohkan bahwa banyak alat pertanian bantuan pemerintah tidak dimanfaatkan secara efektif.

Kita ubah konsepnya dari kepemilikan menjadi pemanfaatan. Yang penting alat terawat dan dipakai sepanjang tahun,” jelasnya.

Melki juga mendorong Gereja dan jemaat terlibat dalam gerakan “One Village One Product” (Satu Desa Satu Produk) agar karya jemaat bisa bernilai ekonomi.

Kalau kain tenun ini luar biasa, jangan hanya jadi cenderamata. Jadikan produk kreatif yang bisa dijual, seperti tas atau pakaian khas Amarasi,” ujarnya.

Menurutnya, NTT setiap tahun masih mengimpor berbagai kebutuhan pangan senilai Rp1 triliun dari luar daerah. Karena itu, ia mengajak jemaat untuk memproduksi dan membeli produk lokal.

 “Bayangkan, kalau uang satu triliun itu berputar di NTT, pendeta senang, jemaat makmur, ekonomi jalan,” tegas Melki dengan nada penuh semangat.

Menutup sambutannya, Gubernur Melki Laka Lena mengutip 1 Korintus 15:58 sebagai pesan rohani bagi jemaat:

Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan, sebab kamu tahu bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia.”

Ia berharap Gedung Kebaktian Lahai-Roi Oebifai menjadi pusat persekutuan iman dan pelayanan kasih di Amarasi.

 “Mari kita terus bangun jemaat dan bangun NTT, bukan hanya dengan batu dan semen, tapi dengan hati yang melayani dan keluarga yang kuat,” tutup Melki penuh keyakinan.

 Dari Pembangunan Gedung ke Pembangunan Iman: Gubernur Melki Laka Lena mengubah momentum pentahbisan gereja di Amarasi menjadi panggilan rohani dan sosial mengajak umat membangun “gereja hidup” di tengah keluarga, menghidupkan nilai-nilai kasih, kerja, dan iman yang mulai tergerus zaman.


Editor: Ocep Purek 

TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.