Dari Batam, Gubernur Melki Menyalakan Semangat Diaspora untuk Pulang Membawa Perubahan
![]() |
Gubernur NTT Melki Laka Lena bersama tokoh masyarakat, pimpinan ormas, dan diaspora NTT di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Foto: Tim |
Pernyataan tegas ini disampaikan Gubernur NTT Melki Laka Lena saat bersilaturahmi dan berdialog dengan tokoh masyarakat, pimpinan ormas, dan diaspora NTT di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Sabtu (26/7/2025).
Dalam kunjungan itu, Gubernur Melki juga membuka secara resmi Turnamen PK NTT Cup 2 Tahun 2025 sebuah ajang solidaritas dan kebersamaan warga diaspora NTT yang berdomisili di Kota Batam dan sekitarnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Gubernur Kepulauan Riau Nyanyang Haris Pratamura, Wali Kota Batam Amsakar Achmad, Kapolresta Barelang Kombes Pol Zaenal Arifin, Ketua Perkumpulan Kekeluargaan NTT Andi S. Muchtar, serta Ketua Pemuda PK NTT Batam Ahmad Syahbuddin bersama berbagai tokoh masyarakat lainnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menekankan pentingnya diaspora sebagai aktor pembangunan. Ia menantang diaspora untuk tidak berhenti sebagai simbol kebanggaan semata, tetapi berkontribusi konkret bagi kemajuan NTT.
“Saya minta saudara-saudari diaspora tidak hanya bangga jadi orang NTT di perantauan, tapi juga jadi penggerak perubahan nyata di desa asal. One Village One Product adalah jalan agar desa kita tidak tertinggal, tapi justru unggul lewat potensi yang dimiliki masing-masing,” tegas Gubernur Melki.
Gubernur Melki mengajak diaspora di Batam untuk mendukung penuh Program One Village One Product (OVOP) di kampung halamannya masing-masing. Program ini bertujuan mengangkat produk lokal desa agar berdaya saing di pasar nasional hingga internasional.
Ia juga menjajaki peluang kerja sama strategis antara Pemprov NTT dengan Pemprov Kepulauan Riau dan Pemkot Batam, khususnya di sektor kelautan dan perikanan. Sinergi antarwilayah kepulauan dinilai penting untuk menciptakan nilai tambah bersama.
“NTT dan Kepri punya potensi laut besar. Kalau disinergikan, kita bisa lahirkan produk unggulan bersama. Ini bukan sekadar kerja pemerintah, tapi ruang kolaborasi dunia usaha dan diaspora,” tandas Melki.
Melki juga menegaskan komitmen memperkuat kapasitas Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal NTT yang bekerja ke luar negeri melalui Batam. Ia menyampaikan rencana membentuk Sentra Ekonomi NTT di Batam sebagai pusat promosi budaya dan produk lokal NTT di kawasan barat Indonesia.
Ia juga menyoroti kasus kekerasan terhadap Intan, PRT asal Sumba yang dianiaya majikannya. Gubernur menekankan pentingnya peran diaspora dalam perlindungan warga.
“Jangan sampai warga kita disakiti dan tidak dibela. Diaspora NTT punya kekuatan moral dan jaringan yang bisa menjaga martabat orang NTT di mana pun berada,” ujarnya.
Dalam semangat kebudayaan, Gubernur Melki menyatakan kesiapan Pemprov NTT menggelar Festival Seni Budaya Flobamora di Batam sebagai agenda tahunan. Festival ini bertujuan memperkenalkan kekayaan budaya NTT kepada masyarakat Batam, Singapura, dan Malaysia.
“Festival ini akan menjadi panggung bagi budaya NTT. Kita akan hadirkan parade budaya dan UMKM kreatif sebagai jembatan interaksi antardaerah dan antarbangsa,” kata Melki.
Kunjungan Gubernur Melki disambut hangat oleh warga diaspora. Ketua KEKAL Batam, melalui Sekretaris Atanasius Dula, menyampaikan apresiasi atas kehadiran Gubernur yang turun langsung mendengarkan aspirasi warganya di perantauan.
“Kami sangat terkesan. Beliau datang mendengar langsung suara diaspora. Ini awal yang baik untuk membangun kolaborasi konkret,” ujar Atanasius.
Menurutnya, diaspora NTT di Batam memiliki jejaring dan pengalaman industri yang dapat ditularkan untuk mempercepat pembangunan di NTT.
Melki Laka Lena menutup kunjungan tersebut dengan menegaskan bahwa pembangunan NTT membutuhkan peran aktif diaspora. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri.
“NTT ini besar karena kita semua. Pemerintah, rakyat, dan diaspora harus bersinergi. Kalau semua elemen bergerak, tidak ada alasan bagi NTT untuk tertinggal,” pungkasnya.
Editor: Ocep Purek