News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Gubernur NTT Melki Laka Lena Serukan Sekolah Mandiri dan Berdampak, Bukan Sekadar Tempat Belajar

Gubernur NTT Melki Laka Lena Serukan Sekolah Mandiri dan Berdampak, Bukan Sekadar Tempat Belajar

Gubernur NTT, Melki Laka Lena memberikan arahan strategis dalam kegiatan Rekonsiliasi Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Tahap I Tahun Anggaran 2025 serta sisa dana BOSP tahun 2024. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTPRIDE.com— Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, memberikan arahan strategis dalam kegiatan Rekonsiliasi Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Tahap I Tahun Anggaran 2025 serta sisa dana BOSP tahun 2024. 

Kegiatan ini digelar di Aula Komodo, Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Kamis (24/7/2025), dan dihadiri oleh seluruh kepala SMA, SMK, dan SLB se-NTT, beserta pegawai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT.

Dalam arahannya, Gubernur Melki menegaskan bahwa pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun kemandirian masyarakat dan daerah. Ia menyampaikan bahwa ke depan, tren pembangunan akan semakin menekankan kemampuan daerah untuk berdiri di atas kaki sendiri.

Saya ingin pendidikan di NTT menjadi pusat dampak. Sekolah tidak hanya mencetak lulusan, tapi harus memberi kontribusi nyata bagi sektor unggulan di wilayahnya, seperti pertanian, peternakan, digital, tata boga, hingga otomotif,” ujar Gubernur Melki.

Ia menambahkan bahwa anggaran pendidikan di NTT telah dialokasikan sebesar Rp2,3 triliun, atau lebih dari 20% dari total APBD Provinsi, sesuai amanat konstitusi. Namun, menurutnya, besarnya anggaran belum sebanding dengan capaian kualitas pendidikan.

 “Jangan hanya berhenti pada konsep ‘pendidikan gratis’. Kualitas tidak akan bertemu dengan gratis jika tidak didukung dengan program, strategi, dan partisipasi masyarakat,” tegasnya.

Melki mengajak seluruh kepala sekolah dan guru untuk mulai berpikir kewirausahaan dalam mengelola sekolah dan potensi daerah. Ia mendorong agar tiap sekolah, minimal satu produk unggulan, dapat dikembangkan dan dipasarkan melalui kanal digital maupun fisik, seperti yang akan dikembangkan melalui program NTT Mart.

 “SMA, SMK, SLB harus punya produk unggulan masing-masing. Kita akan mulai dengan minimal satu produk per sekolah. Produk ini akan dijual di gerai seperti Alfamart, tapi isinya produk lokal NTT. Kita akan dorong model pemasaran digital juga,” tuturnya.

Ia bahkan menyebut bahwa restoran-restoran yang menyajikan kuliner khas NTT akan dikembangkan di Kupang, Bali, dan daerah lainnya, sebagai bagian dari strategi ekonomi kreatif berbasis pendidikan.

Gubernur juga menyoroti pentingnya penggunaan Dana BOSP secara tepat sasaran dan sesuai regulasi, yakni Permendikbudristek Nomor 8 Tahun 2022.

Dana BOSP adalah instrumen dasar untuk menjamin penyelenggaraan pendidikan. Tapi untuk mencapai mutu, kita harus dukung dengan partisipasi masyarakat dan inovasi,” kata Melki.

Ia mengingatkan bahwa pemanfaatan partisipasi masyarakat tetap harus dalam koridor hukum, tidak dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi, dan harus berorientasi pada peningkatan kualitas pendidikan.

Melki juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyusun aturan tambahan terkait mekanisme partisipasi masyarakat yang sesuai dengan hukum agar tidak menimbulkan konflik.

Dalam arahannya, Gubernur Melki menyampaikan bahwa saat ini terdapat sekitar 25.000 tenaga pendidikan di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, yang terdiri dari PNS, PPPK, dan tenaga kontrak. Namun, sekitar separuh kebutuhan tenaga pendidik di NTT belum terpenuhi secara optimal.

Ia juga menyampaikan keprihatinannya atas data pendidikan di NTT, di mana hanya sekitar 50% siswa SD yang melanjutkan ke SMP, dan hanya 25% yang sampai ke jenjang SMA/SMK.

“Kita perlu memastikan bahwa semua anak di NTT bisa mengakses pendidikan menengah. Pendidikan adalah hak konstitusional,” ujarnya.

Dalam suasana penuh keprihatinan, Gubernur Melki juga mengajak seluruh peserta untuk mengheningkan cipta dan mendoakan Ibu Gregoria, salah satu guru SMK yang wafat sebelum menerima SK PPPK. Gubernur menyampaikan duka mendalam atas kepergian almarhumah yang disebut sebagai sosok pengabdi pendidikan.

Di akhir arahannya, Gubernur Melki mengajak seluruh insan pendidikan NTT untuk terus berinovasi dan menjadi pelopor dalam pembangunan daerah.

Kita ingin agar sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga laboratorium kehidupan yang bisa menciptakan perubahan nyata. Mari kita dorong pendidikan NTT menjadi berkualitas, berdampak, dan bermartabat,” pungkasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa dalam waktu dekat, NTT akan menjadi tuan rumah Tour de NTT, ajang balap sepeda internasional yang melintasi daratan Timor hingga Flores. Gubernur berharap para kepala sekolah dan siswa dapat berpartisipasi aktif dalam menyambut dan memeriahkan kegiatan tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Ambrosius Kodo, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan rekonsiliasi ini dihadiri oleh 141 kepala sekolah dari berbagai kabupaten/kota di NTT, bersama bendahara BOSP dari sekolah masing-masing.

Ia menjelaskan bahwa total pagu BOSP Tahun Anggaran 2025 mencapai Rp495.430.539.000, yang dialokasikan untuk 1.016 sekolah negeri dan swasta, terdiri dari 615 SMA, 352 SMK, dan 49 SLB.

Rekonsiliasi ini penting untuk memastikan pemanfaatan dana BOSP sesuai regulasi dari Kemendikbudristek. Dana ini mendukung kegiatan belajar-mengajar dan peningkatan kualitas lulusan,” jelasnya.

Ambrosius juga menyampaikan bahwa Pemprov NTT memiliki program strategis untuk mendampingi siswa dalam seleksi masuk perguruan tinggi dan sekolah kedinasan, serta berharap sektor pendidikan dapat berkontribusi langsung dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) NTT.


Editor: Ocep Purek 

TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.