News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

2,5 Kg Per Hari! Gubernur NTT Melki Dorong Inovasi Pakan Lokal untuk Peternakan Modern

2,5 Kg Per Hari! Gubernur NTT Melki Dorong Inovasi Pakan Lokal untuk Peternakan Modern

Gubernur NTT Melki Laka Lena menghadiri acara Diseminasi Hasil Riset Program Berdikari Kemendiktisaintek di Kelompok Tani Nekmates, Desa Merbaun, Amarasi Barat. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTpride.com —Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat terobosan penting dalam sektor peternakan sapi. Melalui riset terapan yang dilakukan Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kupang dan Persatuan Pengusaha dan Peternak Sapi (PEPPSI) NTT, pakan konsentrat berbahan lokal seperti putak dan lamtoro terbukti mampu meningkatkan bobot sapi Bali hingga 1–2,5 kilogram per hari selama tiga bulan penggemukan.

Temuan ini dipaparkan dalam Diseminasi Hasil Riset Program Berdikari Kemendiktisaintek di Kelompok Tani Nekmates, Desa Merbaun, Amarasi Barat, pada Jumat (15/8/2025), yang dihadiri langsung oleh Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena.

Dalam arahannya, Gubernur Melki Laka Lena menegaskan pentingnya meninggalkan pola beternak lama yang kurang efisien.

Beternak sapi jangan model gaya lama. Harus modern, harus dipanggungkan, dan harus dipublikasikan. Karena ini pekerjaan baik yang akan dilihat banyak orang,” ujarnya.

Gubernur menilai keberhasilan riset ini adalah bukti bahwa kemandirian pangan dan peningkatan ekonomi bisa dimulai dari pemanfaatan sumber daya lokal.

Pakan lokal berarti mengurangi ketergantungan pada pakan impor. Ini membuka peluang usaha, menambah pendapatan peternak, dan memperkuat ekonomi desa,” kata Melki.

Ia menyebut program ini sebagai contoh nyata sinergi pentahelix: kolaborasi dunia pendidikan, pelaku usaha, kelompok binaan, dan pemerintah. Melki optimistis, jika teknologi ini diadopsi secara luas, NTT bisa menjadi salah satu pusat penggemukan sapi unggulan di Indonesia, bahkan untuk pasar ekspor.

Gubernur menutup arahnya dengan ajakan untuk memastikan inovasi ini tidak berhenti pada tahap penelitian.

Mari kita lanjutkan dengan membangun industri pakan lokal yang terstandar, memperluas pelatihan bagi peternak, dan memperkuat jaringan distribusi. Kita membangun merek dan identitas peternakan NTT yang unggul,” pungkasnya.

Direktur Politani Kupang, Johanis A. Jermias, S.Pt., M.Sc., menyampaikan bahwa hasil riset menunjukkan perbedaan pertambahan bobot sapi sebesar 0,2–1,7 kg per hari dibanding pakan konvensional.

Jika diterapkan di seluruh NTT, potensi nilai ekonominya bisa mencapai Rp33 miliar hingga Rp83 miliar per tahun. Ini pencapaian yang membanggakan,” jelasnya.

Meski sempat mengalami kendala suplai bakalan sapi, pihaknya mendapat dukungan penuh dari PEPPSI dalam penyediaan pakan, termasuk untuk penelitian di Kabupaten TTU yang berhasil meningkatkan produksi dari 2,3 ton menjadi 5,3 ton.

Kami tetap berkomitmen mendukung dan mengembangkan peternakan di NTT demi swasembada pangan,” tegas Johanis.

Ketua Umum PEPPSI NTT, Meidel Amtiran, membagikan kisah nyata dari program ini. Salah satu kelompok tani awalnya menerima sapi stunting yang kecil dan kurus.

Ketua kelompok sempat protes ke kami karena sapinya tidak gemuk. Tapi setelah masuk program pakan konsentrat ini, hasilnya luar biasa. Sapinya berubah total, kita bahkan tidak mengenalinya lagi,” ungkap Meidel disambut tepuk tangan peserta.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan ini bukan sekadar cerita, tetapi didukung data ilmiah yang dicatat setiap minggu selama tiga bulan.

Ke depan, PEPPSI berencana memperluas penggunaan pakan konsentrat di 30 perusahaan anggotanya, dengan target awal 250 ekor sapi. Bahkan, pihaknya telah memesan bahan pakan lokal putak, lamtoro, dan jagung masing-masing 5 ton untuk mendukung produksi.

Dalam acara tersebut, Gubernur Melki Laka Lena juga menyerahkan induk sapi betina secara simbolis kepada mitra PEPPSI, serta menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara Politani Kupang dan PEPPSI.

Gubernur menutup sambutannya dengan ajakan untuk memastikan inovasi ini tidak berhenti pada tahap penelitian.

Mari kita lanjutkan dengan membangun industri pakan lokal yang terstandar, memperluas pelatihan bagi peternak, dan memperkuat jaringan distribusi. Kita membangun merek dan identitas peternakan NTT yang unggul,” pungkasnya.


Editor: Ocep Purek 





TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.