News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Asti Laka Lena Ajak Perempuan NTT Merdeka dari Kekerasan, Kuatkan Tiang Keluarga

Asti Laka Lena Ajak Perempuan NTT Merdeka dari Kekerasan, Kuatkan Tiang Keluarga

Ketua Tim Penggerak PKK NTT, Mindryati Astiningsih Laka Lena menjadi narasumber dalam acara Talkshow Interaktif memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTpride.com– Ketua Tim Penggerak PKK NTT, Mindryati Astiningsih Laka Lena, mengajak perempuan Nusa Tenggara Timur untuk menjadi tiang keluarga yang kokoh dengan berdaya, bahagia, dan merdeka dari segala bentuk kekerasan. 

Ajakan ini disampaikan dalam Talkshow Interaktif memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan RI bertema “Merayakan Kemerdekaan Tanpa Kekerasan, Perempuan dan Anak Merdeka dari Kekerasan, Keluarga Sejahtera, Indonesia Maju” di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Sabtu (9/8/2025).

Kegiatan ini digelar oleh TP PKK NTT bekerja sama dengan RRI Kupang dan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) NTT, diwarnai beragam agenda seperti jalan sehat, kampanye kesehatan mental, layanan konseling psikologi gratis, lomba Best Ethnic Dresscode Tenun NTT, sosialisasi pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak, sosialisasi penyakit tidak menular, serta pemeriksaan kesehatan gratis.

Di hadapan peserta, Asti Laka Lena menegaskan bahwa kekuatan sebuah keluarga berawal dari ketangguhan perempuan.

Perempuan adalah tiang keluarga. Jika tiang itu kuat, rumah akan kokoh. Tetapi jika rapuh, rumah akan hancur. Ibu yang bahagia akan melahirkan keluarga yang sejahtera. Karena itu, bapak-bapak jangan ragu membahagiakan istri,” ujarnya.

Menurutnya, tiga isu besar yang menjadi fokus PKK NTT adalah pengentasan stunting, penurunan kemiskinan ekstrem, dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Kita harus berdaya, kuat, bahagia, dan merdeka agar bisa membawa keluarga menjadi lebih baik. Kalau bukan kita yang memperjuangkan kemerdekaan kita, siapa lagi?” tambahnya.

Asti menegaskan bahwa salah satu cara memutus rantai kekerasan adalah melalui pemberdayaan ekonomi. Banyak perempuan di NTT menjadi tulang punggung keluarga, namun terjebak dalam kekerasan karena ketergantungan finansial.

PKK NTT, kata dia, memanfaatkan setiap momentum untuk melakukan edukasi, kampanye anti kekerasan, dan pelatihan keterampilan, termasuk parenting, pembinaan calon pengantin, hingga kerja sama dengan lembaga agama dan kampus.

Perempuan yang mandiri secara ekonomi akan berani bersuara dan melawan jika mengalami kekerasan,” tegasnya.

Asti Laka Lena menutup dengan pesan reflektif bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya terbebas dari penjajahan fisik, tetapi juga dari kekerasan dan ketidakadilan.

Mari lihat sekeliling kita anak, suami, teman, saudara. Apakah mereka sudah merdeka? Jika belum, jadilah sahabat yang membantu mereka mendapatkan kemerdekaan itu,” pungkasnya.

Mendukung pernyataan Asti, Kepala Dinas P2P2KB NTT Ruth Diana Laiskodat mengungkapkan bahwa rata-rata terjadi 281 kasus kekerasan per bulan di NTT, dengan 47 kasus yang dilaporkan.

Ini darurat kekerasan, khususnya kekerasan seksual. Yang memprihatinkan, pelaku banyak berasal dari lingkungan terdekat seperti ayah, suami, guru, atau tetangga. Karena itu perempuan yang berdaya wajib berani melapor,” tegas Ruth.

Direktur Yayasan Gerbang Alam Timur (YAGAT) Kupang, Reineldis Boleng, menyatakan bahwa masalah ekonomi sering menjadi pemicu kekerasan rumah tangga.

Kami memulai dengan pemberdayaan ekonomi agar perempuan memiliki kemandirian finansial dan tidak terjebak dalam lingkaran kekerasan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun LPP RRI Kupang, Yuliana Marta Doky, menegaskan komitmen RRI untuk mendukung kampanye ini melalui siaran drama, iklan layanan masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor.

Upaya ini tidak bisa dilakukan sendiri. Sinergi seperti hari ini bersama PKK NTT dan Dinas P2P2KB  menjadi kunci untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ungkapnya.

Editor: Ocep Purek 







TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.