Gubernur Melki Resmi Membuka Flobamora Film Festival 2025: Dorong Perfilman sebagai Wajah Budaya NTT
![]() |
Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena secara resmi membuka Flobamora Film Festival 2025. Foto: Ocep Purek |
Acara pembukaan berlangsung meriah, dihadiri Ketua DPRD NTT, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menekankan bahwa film adalah wajah budaya yang paling mudah dinikmati, dan dapat menjadi sarana ampuh dalam membangun kesadaran publik akan nilai-nilai kebangsaan, keberagaman, dan sejarah NTT.
Gubernur Melki menyinggung sejarah panjang perfilman Indonesia yang diduga bermula dari NTT, khususnya dengan kemunculan film legendaris Mutiaraku Ria Rago yang dibuat di Ende.
“Kalau itu benar, berarti perfilman Indonesia itu justru lahir dari NTT. Dari rumah nenek saya sendiri di Ende, tempat film itu dibuat,” ujar Melki disambut tepuk tangan.
Ia juga menyinggung film-film kontemporer yang mengangkat keindahan dan nilai lokal NTT, seperti Rumah Merah Putih dan Women from Rote Island, serta berbagai produksi nasional yang mengambil latar di Sumba seperti Pendekar Tongkat Emas dan karya-karya Garin Nugroho.
Gubernur Melki menyampaikan komitmen kuat untuk mendukung komunitas film dan seni di NTT, termasuk menjadikan Kampung Seni Flobamora sebagai ruang pemutaran dan diskusi rutin.
“Tempat ini luar biasa. Saya baru pertama kali ke sini dan saya pastikan, ini harus menjadi milik bersama. Sebulan sekali minimal harus ada kegiatan. Sepanjang saya ada di Kupang, saya akan hadir,” ujarnya.
Ia juga menantang komunitas seni untuk segera mengajukan proposal kegiatan ke Pemprov NTT.
“Untuk urusan seni-seni begini, rasanya perlu kita dukung. Karena kalau politik sering mengotori, seni justru membersihkan,” kata Melki, mengutip pesan Bung Karno.
Dalam refleksi mendalamnya, Gubernur Melki menyebut bahwa film memiliki kekuatan besar untuk menyampaikan pesan kebangsaan, sebagaimana ia alami saat terlibat dalam gerakan kampanye Pancasila Rumah Kita melalui seni dan musik.
“Film itu luar biasa. Ia masuk ke kepala, nancep di hati, dan susah dibongkar. Karena itu, mari kita bangun perfilman NTT dalam rangka membangun ‘Ayo Bangun NTT’,” tegas Gubernur.
Direktur Festival, Yedida Letedarakaka, menyampaikan rasa syukur atas keterlibatan banyak pihak dalam menyukseskan Flobamora Film Festival, termasuk ratusan relawan dan insan media.
“Saya ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada 157 tim kerja yang telah bersama-sama mewujudkan festival ini. Ini kebanggaan bagi saya bisa bekerja dengan teman-teman relawan yang luar biasa,” ujar Yedida.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada media yang telah mendukung sejak awal perjalanan festival, bahkan sejak masa-masa ketika hanya ada “bioskop pasir”.
“Mari terus kita rayakan kebersamaan ini melalui film. Selamat menikmati seluruh rangkaian Flobamora Film Festival 2025,” tutup Yedida penuh semangat.
Acara pembukaan ditutup dengan pernyataan resmi Gubernur Melki membuka Flobamora Film Festival 2025, dan harapan agar perfilman NTT tumbuh sebagai kekuatan budaya yang membanggakan secara lokal, nasional, bahkan internasional.
Editor; Ocep Purek