Gubernur Melki Ajak Gereja dan Petani Pukdale Jadi Pelaku OVOP di HUT Jemaat Ebenhaezer
![]() |
Sambutan Gubernur NTT Melki dalam Ibadah Syukuran HUT ke-68 GMIT Jemaat Ebenhaezer Pukdale Kupang Timur. Foto: Ocep Purek |
Hadir pula Bupati Kupang Yosef Lede, Mama Pendeta Cinta selaku gembala jemaat, Camat Kupang Timur, serta Kepala Desa Pukdale.
Perayaan ini menjadi momentum syukur atas 68 tahun perjalanan pelayanan jemaat, sekaligus refleksi bagi pemerintah daerah dan jemaat untuk memperkuat sinergi dalam membangun masyarakat dan daerah.
Dalam sambutannya, Bupati Kupang Yosef Lede menekankan bahwa peran gereja tidak boleh berhenti pada aspek rohani, melainkan juga aktif dalam pembangunan daerah.
“Syukur yang kita rayakan hari ini adalah wujud pemeliharaan Tuhan. Jemaat Ebenhaezer sudah 68 tahun bertumbuh dalam iman dan menjadi berkat bagi banyak orang. Namun, saya berharap gereja juga memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah. Sinergi, kolaborasi, saran, bahkan kritik dari gereja sangat dibutuhkan pemerintah,” kata Yosef.
Ia menegaskan bahwa Kabupaten Kupang adalah daerah pertanian yang potensinya sangat besar, tetapi menghadapi tantangan keterbatasan air. Untuk itu, gereja diharapkan turut serta membantu masyarakat agar lebih aktif mendukung program ketahanan pangan.
“Gereja harus ikut mendorong masyarakat memaksimalkan potensi pertanian. Kalau pemerintah dan gereja berkolaborasi, maka pembangunan daerah ini akan berjalan lebih baik,” tegasnya.
Bupati Yosef juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Melki yang telah membuka ruang kolaborasi hingga ke tingkat nasional.
“Atas inisiatif Pak Gubernur, kami para kepala daerah bisa bertemu dengan banyak menteri di Jakarta. Itu menjadi pintu masuk untuk mendapatkan dukungan dan anggaran dari pemerintah pusat. Bagi kami, ini keberhasilan awal dalam membangun koordinasi yang kuat,” ungkap Yosef.
Di akhir sambutannya, Bupati Yosef kembali mengingatkan jemaat agar terus menopang pemerintah dengan doa dan partisipasi.
“Antara pemerintah dan gereja, kita sama-sama wakil Allah di dunia. Karena itu kita harus berkolaborasi untuk membangun daerah ini bersama-sama,” tutupnya.
Gubernur Melki Laka Lena dalam sambutannya mengisahkan kembali keterlibatannya sejak masih anggota DPR RI dalam membantu pembangunan jemaat melalui pola gotong royong.
“Dulu saat pertama kali saya hadir di sini sebagai anggota DPR RI, semua hasil acara kita kumpulkan untuk membantu pembangunan gereja. Pola gotong royong itu saya suka, karena semua merasa memiliki gereja. Dan pola ini terus saya jalankan hingga kini,” kata Melki.
Sebagai Gubernur, Melki menegaskan komitmennya untuk mendukung pembangunan jemaat melalui dukungan provinsi maupun jaringan kerja sama yang lebih luas.
“Prinsipnya, kami dari provinsi akan ikut berpartisipasi. Panitia bisa menyampaikan proposal, dan nanti kami bantu tindak lanjuti, baik lewat provinsi maupun lewat mitra dari luar NTT. Kami ingin, jemaat juga merasakan hasil kerja sama dan kolaborasi ini,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Melki menekankan pentingnya meningkatkan nilai tambah hasil pertanian masyarakat Kupang Timur.
“Produksi beras di NTT tahun ini meningkat, dan saya yakin masih bisa terus meningkat. Kalau hasil panen hanya dijual mentah, harganya murah. Tapi kalau dikemas dalam bentuk beras bermerek, harganya bisa lebih tinggi. Itulah yang saya sebut mencari nilai tambah,” jelasnya.
Ia mencontohkan beberapa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di daerah lain yang mampu meningkatkan pendapatan dengan mengemas beras menjadi produk bernilai jual lebih tinggi.
“Kalau kita bisa kemas beras dalam ukuran 5 kilogram, harga jualnya bisa naik signifikan. Itu lebih menguntungkan petani, sekaligus bisa menopang kehidupan keluarga dan mendukung pelayanan di gereja,” tambahnya.
Melki juga mengingatkan pentingnya diversifikasi pertanian sesuai kondisi alam.
“Selain padi, kita perlu pikirkan tanaman lain yang tahan cuaca kering. Dengan begitu, pertanian tetap berjalan dan hasilnya bisa optimal,” ujarnya.
Gubernur Melki menegaskan bahwa pembangunan daerah harus berjalan beriringan antara program pusat, provinsi, dan kabupaten. Ia mencontohkan program makan bergizi gratis dari pemerintah pusat yang bisa melibatkan hasil pertanian lokal.
“Kalau panen di sini berlimpah, sebagian bisa dipakai untuk program makan bergizi gratis. Itu artinya, hasil petani bisa langsung membantu program nasional sekaligus menyejahterakan masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, ia juga mendorong lahirnya produk unggulan desa melalui program One Village One Product.
“Kalau bisa, dari sini lahir beras kemasan Pukdale atau produk khas lainnya. Kita bisa pasarkan melalui NTT Mart yang sedang dibangun. Jadi bukan hanya jual mentah, tapi juga produk olahan dengan nilai tambah,” ujar Melki.
Menutup sambutannya, Gubernur Melki menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada Jemaat Ebenhaezer.
“Selamat HUT ke-68 Jemaat Ebenhaezer Pukdale. Saya berharap jemaat terus menjadi terang dan garam, serta menjadi batu pertolongan bagi semua. Mari kita bangun NTT dengan iman, kerja keras, dan kolaborasi,” pungkasnya.
Perayaan HUT ke-68 Jemaat Ebenhaezer Pukdale bukan hanya tanda pemeliharaan Tuhan, tetapi juga momentum memperkuat sinergi antara pemerintah, gereja, dan masyarakat. Harapannya, jemaat terus bertumbuh dalam iman sekaligus menjadi mitra strategis pemerintah dalam membangun daerah menuju kesejahteraan bersama.
Editor: Ocep Purek