News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Gubernur Melki: Asperindo Kunci Atasi Defisit Rp51 Triliun dan Buka Jalan Produk NTT ke Pasar Dunia

Gubernur Melki: Asperindo Kunci Atasi Defisit Rp51 Triliun dan Buka Jalan Produk NTT ke Pasar Dunia

Sambutan Gubernur NTT Melki Laka Lena dalam acara Perusahaan Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) NTT. Foto: Ocep Purek 
Kupang,NTTpride.com— Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Musyawarah Wilayah (Muswil) II Asosiasi Perusahaan Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) NTT yang berlangsung di Ballroom Hotel Timore, Kupang, Kamis (25/9/2025).

Turut hadir dalam acara ini, Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asperindo Bagian OKK, Budi Paryanto; Ketua Asperindo NTT, Anatji Yan, S.H.; Ketua Panitia Muswil II Asperindo NTT Tahun 2025, Dionisius L. Waso; serta Ketua Kadin NTT.

Dalam sambutannya, Gubernur Melki menyampaikan apresiasi kepada panitia dan pengurus Asperindo yang telah menyelenggarakan Muswil ini. Menurutnya, Asperindo memiliki peran strategis dalam mendukung kelancaran distribusi barang dan jasa di seluruh Indonesia, termasuk di NTT.

Ia menyinggung peran vital Asperindo saat pandemi Covid-19, di mana hanya sektor logistik yang tetap bergerak ketika banyak aktivitas dibatasi.

Asperindo bukan sekadar asosiasi jasa pengiriman. Teman-teman inilah yang dulu tetap bekerja ketika semua orang disuruh diam. Dengan wilayah kita yang tersebar lebih dari 600 pulau berpenghuni, tantangan terbesar ada pada konektivitas dan distribusi logistik,” ujarnya.

Gubernur menekankan bahwa Asperindo tidak hanya bertugas sebagai perusahaan pengiriman, tetapi juga mitra pemerintah. Keberadaannya diharapkan mampu mengatasi keterbatasan infrastruktur dan tingginya biaya logistik di NTT.

Dengan potensi besar yang kita miliki di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan, perikanan, pertambangan, energi, hingga sumber daya manusia, kita butuh distribusi yang handal. Asperindo menjadi jembatan yang bisa menghubungkan potensi ini dengan pasar NTT, nasional, bahkan internasional,” kata Melki.

Gubernur mengungkapkan, menurut data Bank Indonesia, NTT mengalami defisit perdagangan yang signifikan. Pada 2024, NTT membeli barang dari luar daerah senilai Rp59 triliun, sementara barang yang dikirim keluar hanya Rp8 triliun.

Defisit kita 51 triliun. Kontainer dari Jawa ke NTT datang penuh, tapi saat kembali ke luar, kontainernya kosong atau hanya terisi 2–3 persen. Di udara pun sama, pesawat kargo penuh saat masuk NTT, tapi sulit sekali terisi saat kembali keluar,” jelasnya.

Menurut Melki, kondisi ini harus diatasi dengan memperkuat produksi dan distribusi produk-produk lokal NTT.

Pemerintah Provinsi kini mendorong program Gerakan Beli Produk NTT untuk meningkatkan daya beli dan memperkuat kemandirian ekonomi daerah.

Kami dorong setiap desa atau kelurahan punya satu produk unggulan, begitu juga setiap sekolah dan komunitas. Dengan begitu, perputaran ekonomi terjadi di sini. Kita bisa membeli barang dari luar, tapi kita juga harus bisa mengirim barang ke luar NTT,” tegasnya.

Melki mencontohkan betapa ironisnya kebutuhan sederhana seperti pinang masih banyak diimpor dari luar daerah.

Bayangkan, kita beli pinang dari luar senilai Rp1 triliun, sementara produksi lokal maksimal hanya Rp200 miliar. Artinya lebih dari Rp700 miliar uang kita mengalir ke luar. Padahal ini bisa kita putar di dalam NTT,” ungkapnya.

Sebagai langkah konkret, pemerintah tengah merancang pembangunan pusat oleh-oleh dan produk khas NTT di setiap kabupaten/kota. Konsepnya mirip dengan Krisna di Bali, agar wisatawan mudah menemukan dan membeli produk lokal.

Hari ini orang yang datang ke NTT sulit mencari produk khas untuk dibawa pulang. Kami ingin ada pusat penjualan produk NTT di seluruh kabupaten/kota. Dengan begitu, kopi Flores, garam Rote, daging sapi Timor, hingga tenun ikat bisa mudah dibeli,” jelasnya.

Selain itu, pemerintah juga membuka peluang pasar di Timor Leste sebagai pintu ekspor.

Melki menekankan bahwa untuk menembus pasar lebih luas, produk lokal harus memenuhi standar nasional, termasuk sertifikasi dari Badan POM dan label halal. Hal ini penting untuk memperluas akses ke berbagai segmen pasar.

Kalau tenun ikat, kita tinggal butuh desainer yang inovatif. Tapi kalau makanan dan minuman, butuh regulasi standar. Di sinilah peran pemerintah bersama mitra strategis, termasuk Asperindo, agar produk kita bisa cepat sampai ke konsumen dengan aman dan membanggakan,” tandasnya.

Menutup sambutannya, Gubernur berharap Muswil II Asperindo tidak hanya menghasilkan kepengurusan baru, tetapi juga menjadi momentum merumuskan program kerja yang nyata untuk mendukung pertumbuhan ekonomi NTT.

Saya percaya dengan solidaritas, profesionalisme, dan kolaborasi, Asperindo mampu membantu perputaran ekonomi di NTT. Mari kita bangun NTT, mari kita bangun Indonesia,” ujar Melki disambut tepuk tangan peserta.

Dengan mengetukkan palu sebanyak lima kali, Gubernur Melki Laka Lena secara resmi membuka Muswil II Asperindo NTT.


Editor: Ocep Purek 




TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.