News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Charlie Paulus Resmi Nahkodai Bank NTT, Siap Ubah Arah Menuju Ekonomi Produktif

Charlie Paulus Resmi Nahkodai Bank NTT, Siap Ubah Arah Menuju Ekonomi Produktif

Penandatanganan berita acara pelantikan oleh Charlie Paulus sebagai direktur utama Bank NTT. Foto: Ocep Purek 
Kupang, NTTPride.com— Setelah tiga dekade berkarier di dunia perbankan nasional, Charlie Paulus akhirnya pulang ke Nusa Tenggara Timur. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank NTT yang digelar di Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, Rabu (12/11/2025), pria asal Maumere, Kabupaten Sikka, itu resmi ditetapkan sebagai Direktur Utama Bank NTT.

Namun kepulangannya bukan sekadar rotasi jabatan. Charlie datang dengan misi mengubah wajah Bank NTT dari bank yang nyaman di zona konsumtif, menjadi motor penggerak ekonomi produktif dan inklusif di daerah.

Dalam konferensi pers usai RUPS, Charlie menggarisbawahi perlunya perubahan arah bisnis Bank NTT agar lebih berpihak pada sektor riil.

“Sekarang porsi kredit konsumsi kita tinggi sekali, sementara kredit komersial masih rendah. Kami akan dorong kredit produktif agar ekonomi daerah tumbuh lebih kuat,” ujarnya tegas.

Ia menekankan bahwa Bank NTT tak boleh puas hanya menjadi bank sehat dan menguntungkan, melainkan harus memberi dampak nyata bagi masyarakat. Fokus utamanya adalah memperluas pembiayaan untuk UMKM dan perempuan pelaku usaha di seluruh kabupaten dan kota di NTT.

Sebagai langkah awal, Charlie memperkenalkan program unggulan bertajuk “Woman Entrepreneur”, sebuah inisiatif pembiayaan bagi perempuan pengusaha di sektor kuliner, kerajinan, dan pariwisata.

“Banyak industri pendukung pariwisata dikelola oleh perempuan. Kami ingin bantu mereka tumbuh. Bahkan, pengalaman menunjukkan kredit macet perempuan justru lebih kecil dibanding laki-laki,” jelasnya.

Program ini disebutnya bukan sekadar strategi bisnis, melainkan bentuk keberpihakan Bank NTT terhadap pemberdayaan ekonomi lokal berbasis gender dan potensi daerah.

Di bawah kepemimpinannya, Bank NTT menargetkan laba bersih Rp 260 miliar pada 2026, atau naik sekitar 28 persen dari proyeksi tahun ini. Namun bagi Charlie, angka hanyalah bagian dari perjalanan, bukan tujuan akhir.

“Kami ingin Bank NTT bukan hanya sehat dan profit, tapi juga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah daerah,” ujarnya.

Ia berencana turun langsung ke kabupaten dan kota untuk memetakan potensi usaha bersama para kepala daerah.

“Kepala cabang Bank NTT di daerah harus bekerja sama dengan para bupati untuk identifikasi potensi usaha yang bisa dikembangkan,” tambahnya.

Charlie Paulus bukan nama baru di industri keuangan. Lulusan Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia ini telah menghabiskan lebih dari 30 tahun di perbankan, sebagian besar di Pulau Jawa.

Kariernya dimulai dari posisi management trainee di Bank Panin, lalu menanjak menjadi Presiden Direktur Bank Danpac (kini J-Trust Bank), Presiden Komisaris Bank Kesawan (kini QNB Indonesia), hingga Presiden Direktur Bank Index selama satu dekade (2007–2017).

Ia juga memperkuat kompetensinya lewat berbagai pelatihan dan sertifikasi internasional, antara lain di University of California, Irvine, dan Asian Institute of Management, Manila.

Meski telah lama berkarier di luar daerah, panggilan untuk kembali membangun tanah kelahirannya tak pernah padam.

“Dari dulu banyak teman bilang, ayo pulang bangun NTT lewat Bank NTT. Sekarang waktunya. Saya ingin membantu rakyat lewat lembaga ini,” ungkapnya.

Charlie menutup dengan refleksi sederhana namun kuat:“Kalau statis, kita akan kehilangan kemampuan bersaing. Kalau tidak memperbaiki diri sendiri, kita tak bisa memperbaiki perusahaan.”

Dengan visi baru yang berpijak pada produktivitas, kolaborasi, dan keberpihakan pada masyarakat kecil, Charlie Paulus membawa semangat baru bagi Bank NTT.

Ia ingin menjadikan lembaga keuangan daerah ini bukan sekadar tempat menyimpan uang, tapi “bank rakyat NTT yang benar-benar bekerja untuk rakyat.”


Editor: Ocep Purek 



TAGS

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.